Dulu Miliki Aset Rp 10 Triliun, Kini Termiskin di Dunia, Dibui Pula

Dulu Miliki Aset Rp 10 Triliun, Kini Termiskin di Dunia, Dibui Pula Dahlan Iskan

Tapi ketertarikannya pada keuangan membuat ia tidak mau lagi menjalankan pekerjaan sebagai dokter. Hanya saja Burry tetap mempertahankan statusnya sebagai dokter. Dengan cara terus memperpanjang izin dokternya. Juga terus mengikuti pendidikan-pendidikan tambahan –yang diharuskan bagi pemegang izin dokter.

Tahun lalu, Burry sudah mengajukan surat yang sama untuk melakukan short saham Tesla. Rupanya tidak berhasil. Ups... Berhasil. Gemilang.

Burry memang gagal membeli saham Tesla, tapi ia berhasil membuat Tesla kelimpungan.

Gara-gara langkah short dokter Burry itu, saham Tesla anjlok. Dan terus anjlok.

Dengan langkah short-nya itu, Burry ingin mengingatkan bahwa harga saham Tesla sudah keterlaluan. Tingginya. Sudah tidak masuk akal lagi. Sudah jadi gelembung. Yang suatu saat akan pecah.

Tahun lalu, saham Tesla memang naik delapan kali lipat. Yang sebelumnya berharga USD 95 per lembar saham tiba-tiba menjadi USD 883 per lembar saham.

Itu membuat nilai perusahaan Tesla lebih besar dari perusahaan mobil mana pun di dunia.

Nilai perusahaan Tesla menjadi USD 780 miliar. Bandingkan dengan, misalnya, Ford. Yang nilai perusahaannya "hanya" sekitar USD 50 miliar.

Sebagai perusahaan mobil baru yang belum bisa menjual mobil 1 juta unit/tahun, Tesla sudah mengalahkan Ford begitu telak.

Elon Musk sendiri lantas menjadi orang terkaya di dunia. Mengalahkan pemilik Google maupun big tech lainnya.

Kalau saya hitung, nilai short yang akan dilakukan Burry saat itu adalah USD 534 juta. Atau sekitar Rp 7 triliun. Untuk mendapatkan saham Tesla sebanyak 800.100 lembar. Itu berarti satu saham berharga sekitar USD 660.

Dengan langkahnya itu, Burry minta izin ke otoritas pasar modal. Siapa yang mau jual saham ke Burry. Dengan harga itu. Tentu Tesla tidak mau. Harga saat itu sudah di atas USD 700/saham.

Tapi Burry memprediksi harga saham Tesla akan jatuh berkeping. Akan jauh di bawah nilai short itu.

Maka kalau ada yang menyerahkan sahamnya ke Burry, dengan harga itu, kelak, kalau harga saham jatuh, masih bisa menjual dengan harga short tersebut.

Memang Burry tidak berhasil melakukan short. Tapi harga saham Tesla langsung turun. Dan terus turun. Terakhir, di catatan saya, harga saham Tesla ''tinggal'' USD 576/saham. Nilai perusahaan Tesla pun turun drastis. Elon Musk tidak lagi menjadi yang terkaya di dunia –menjadi nomor dua.

Senin lalu, Burry mengajukan izin lagi. Untuk melakukan short lagi. Tentu dengan nilai tawaran yang baru.

Sewaktu krisis moneter 2008, Burry sukses besar. Ia melakukan short untuk mortgage perumahan. Yang kenaikan harganya ia nilai sudah keterlaluan. Burry meramalkan akan terjadi krisis. Maka ia lakukan short. Yang tujuannya dua: mengingatkan bahaya gelembung itu dan mencari keuntungan.

Peringatannya gagal. Pemilik uang tetap emosional mengejar mortgage: pecahlah krisis 2008.

Bisnisnya berhasil: perusahaan Burry mendapat laba Rp 7 triliun. Ia sendiri, secara pribadi, mendapat untung sekitar Rp 1,5 triliun.

Kini Burry menggarap Tesla. Meski saham Tesla sudah terkoreksi lebih 30 persen Burry belum puas. Harga saham itu masih ia anggap berlebihan.

Burry pun tidak takut akan bernasib seperti Bentjok. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO