​Setigi, Wisata Desa Miliarder Gresik, Raih Berbagai Penghargaan Internasional sekelas Borobudur

​Setigi, Wisata Desa Miliarder Gresik, Raih Berbagai Penghargaan Internasional sekelas Borobudur Kepala Desa (Kades) Sekapuk, Abdul Halim, bersama sertifikat penghargaan yang diraih selama ini berpose dengan latar belakang Wisata Setigi, bekas lahan tambang, di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa (3/11/2020). foto: Syuhud Almanfaluty/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Setigi yang merupakan eks tambang kapur di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, menjadi salah satu destinasi wisata buatan yang terus menjadi perhatian publik. Hebatnya, destinasi wisata ini tidak hanya dapat perhatian publik nasional tapi juga internasional.

Memang, destinasi wisata yang diinisiasi Kepala Desa (Kades) Sekapuk, Abdul Halim, ini tidak hanya sukses mendatangkan wisatawan domestik (Indonesia), tapi juga mancanegara (luar negeri). Bahkan sejumlah prestasi membanggakan telah diraih, baik tingkat nasional maupun internasional.

Yang menarik, kawasan Setigi ini bermula dari area bekas tambang batu kapur. Namun, sejak tahun 2003 tambang tersebut tidak lagi digunakan. Lahan tersebut bahkan berubah fungsi, menjadi tempat pembuangan sampah.

Pada tahun 2018 lahan bekas tambang tersebut dibersihkan. Lalu dibangun menjadi tempat wisata. Ternyata respons masyarakat luar biasa. " Setigi sebelum resmi dibuka sudah banyak wisatawan yang berkunjung. Tidak hanya wisatawan domestik, tapi juga ada wisatawan mancanegara. Tiket masuknya untuk dewasa Rp 15 ribu, anak-anak Rp 10 ribu," ujar Abdul Halim mengawali ceritanya membangun Setigi kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (3/11/2020).

Menurut Abdul Halim, Setigi yang memiliki arti "Selo Tirta Giri" ini awalnya digagas dari rasa keprihatinan bersama pemerintah desa (pemdes) terhadap kondisi pasca tambang bukit kapur yang tak terawat.

"Saya, Pemdes Sekapuk, dibantu pemuda dan ibu PKK kemudian pelan-pelan merubah kondisi pasca tambang yang kumuh untuk dibuat wisata," katanya.

Menurut Abdul Halim, awal merintis Setigi, dia mengajak warganya untuk berswadaya (iuran). Setiap Kepala Keluarga (KK) menabung Rp 8 ribu per hari atau Rp 200 ribu per bulan selama setahun.

Akhirnya, terkumpul Rp 2,4 juta per KK. Jumlah ini terhitung sebagai saham yang dikelola oleh badan usaha milik desa (BUMDes) Sekapuk, dan dari BUMDes Rp 1 miliar.

"Sehingga, pada awal tahun membangun wisata Setigi menelan biaya Rp 3,4 miliar. Biaya pembangunan Setigi murni swadaya masyarakat Sekapuk, dan hasil BUMDes, bukan dari dana bantuan pemerintah," ungkapnya.

Dia juga menjelaskan bahwa tujuan pembangunan wisata ini untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan, dengan tiga bidikan. Pertama, mengatasi pasca tambang. Kedua, mengatasi sampah. Dan, ketiga mengatasi pengangguran. "Ketiganya sudah tuntas saat ini," jelasnya.

Dikatakan Abdul Halim, kerja keras dan kerja sama yang dilakukan Pemdes Sekapuk dan warganya akhirnya berbuah hasil. Memasuki tahun 2020, Desa Sekapuk bisa mewujudkan Setigi (Selo Tirta Giri) yang kemudian resmi dibuka mulai Rabu, 1 Januari tahun 2020.

Lebih jauh Abdul Halim menjelaskan, Setigi memiliki arti Batu, Air, dan Bukit yang merupakan elemen wisata yang berlokasi di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik.

Setigi selain menyajikan wisata alam berupa perbukitan kapur, juga wisata buatan seperti Jembatan Peradaban yang arsitekturnya bernuansa Barat. Kemudian, ada replika bangunan masjid bergaya Persia. Sementara cita rasa lokal terlihat dari bangunan Candi Topeng Nusantara.

Di sebelah selatan area wisata terdapat sebuah gua yang di depannya terdapat patung Semar, salah satu tokoh pewayangan Jawa.

Di dalam gua itu terdapat 10 kalimat bijaksana (pitutur) Semar yang ditulis dalam tiga bahasa yakni Jawa, Indonesia dan Inggris. "Setigi selain didesain untuk wisata, juga banyak sport untuk berswafoto pengunjung, " terangnya

Selaku konseptor Setigi, Abdul Halim menjelaskan bahwa para pengunjung yang ingin mengelilingi wisata seluas 5 hektare tersebut bisa menggunakan mobil ATV atau motor trail mini yang tersedia di lokasi wisata.

"Di area wisata juga ada Nogo Giri Pancoran, area food court, berbagai macam menu makanan dan minuman serta bumi perkemahan dengan mempekerjakan masyarakat Sekapuk," kata Halim.

Seiring berjalannya waktu, masih kata Abdul Halim, perkembangan Setigi kian pesat. Hal ini seiring dengan terus meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung.

Sehingga, berdampak terhadap pendapatan dari wisata yang dikelola oleh Bumdes Sekapuk. "Kami pun memiliki target net profit Rp 4 miliar per tahun dari Setigi," kata Abdul Halim.

Abdul Halim mengungkapkan bahwa sejak setahun lalu dibuka, Setigi rata-rata setiap minggunya dikunjungi lebih dari 7 ribu wisatawan dari berbagai daerah, baik domestik, maupun mancanegara. "Bahkan, banyak jadi jujukan tempat studi banding, baik DPRD atau instansi lain dari luar Gresik," katanya.

Sekarang, kata Abdul Halim, dengan berbagai inovasi yang dilakukannya, BUMDes Sekapuk telah menciptakan sedikitnya 591 lapangan kerja dengan sumber daya manusianya adalah warga Desa Sekapuk.

Tentu juga berdampak positif terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes). "Dengan kondisi finansial yang telah mapan Pemdes Sekapuk kini memiliki 5 kendaraan operasional dan satu unit mobil ambulans standar Covid-19," ungkapnya.

"Dengan adanya wisata Setigi Desa Sakapuk saat ini dengan penghasilan miliaran menjadi Desa Miliader, juga berimbas positif terhadap pembangunan desa, kesejahteraan masyarakat, dan perangkat desa, " sambungnya.

Saat ini, kata Halim, dirinya bersama BUMDes dan masyarakat terus melalukan pembenahan kawasan wisata Setigi.

Salah satunya, mendatangkan beraneka ragam pohon berbunga yang ditanam di area 5 hektar lahan wasata Setigi. "Sehingga, diharapkan 1-2 tahun nanti bisa menjadi hutan buatan, " terangnya.

Menurut Abdul Halim, upaya demi upaya yang dilakukannya dengan pemdes, dan BUMDes, terus berbuah hasil, baik secara profit (pendapatan) desa, penciptaan lapangan kerja, maupun kemandirian desa.

Namun, juga berbuah hasil prestasi membanggakan berupa penghargaan, baik tingkat nasional maupun internasional.

Menurut Abdul Halim, Setigi Sekapuk Ujungpangkah baru-baru kembali mengharumkan nama Kabupaten Gresik di kancah Nasional dan Internasional.

Sebab, destinasi wisata Setigi yang usianya belum genap 1 tahun, bisa bersanding dengan destinasi wisata Candi Borobudur yang telah berumur ratusan tahun.

alam dan edukasi peradaban yang ada di Desa Sekapuk Ujungpangkah Gresik bersama Candi Borobudur meraih Penghargaan Anugerah Pesona Pariwisata Daerah “Indonesian The Most Potential Destination Awards 2020” di Pulau Dewata Bali.

Desa Sekapuk, Setigi dinilai memiliki potensi wisata yang istimewa. Dengan segala keunikan dan keunggulannya, Setigi menjadi sesuatu yang sangat menarik bagi wisatawan.

Penghargaan bergengsi ini, kata Abdul Halim, setelah pihak panitia melakukan penilaian dari berbagai sudut dan menetapkan standar yang tinggi untuk tiap-tiap daerah pemenang penghargaan.

Standar tinggi penilaian tersebut mencakup: Potensi Masyarakat, Potensi Alam, Kesenian, Kebudayaan, dan beberapa faktor penting lainnya, seperti Aksebilitas, Amenitas, dan Konektivitas. "Kami menerima penghargaan pada Jumat, 23 Oktober 2020 di Harris Hotel & Residences Sunset Road, Bali," ungkapnya bangga.

Selain di Bali, Event Penghargaan “Indonesian The Most Potential Destination Awards 2020” akan diselenggarakan secara periodik dan akan dilaksanakan di 5 Destinasi Super Prioritas (Kementerian Pariwisata Indonesia): Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Labuhan Bajo (NTT), Likupang (Sulawesi Utara), dan Mandalika (NTB).

Event Penghargaan Anugerah Pesona Daerah 2020 ini dalam rangka memperkenalkan destinasi-destinasi alternatif pada kalangan luas dan menjadi motivasi untuk melakukan percepatan dalam pemulihan, pengembangan, dan kebangkitan Pariwisata Indonesia, khususnya setelah masa pandemi

Setigi Sekapuk, Kabupaten Gresik berhasil meraih penghargaan di ajang bergengsi ‘Indonesian The Most Potential Destination Award 2020’ yang dihelat di Harris Hotel & Residences Sunset Road Bali.

Abdul Halim mengungkapkan, ketika menerima penghargaan tingkat Asia tersebut, dirinya tampil bersama para penerima lainnya dari mulai Gubernur, Wali Kota, Bupati, DPR RI, dan Pengusaha Sukses dari penjuru tanah air.

Pria dengan julukan Ki Begawan Setigi ini menjadi satu-satunya kades di Jawa Timur, bahkan di Indonesia yang berhasil meraih penghargaan atas penilaian 7 Media Asia.

(Abdul Halim menunjukkan sejumlah mobil mewah dan kendaraan roda 2 hasil dari wisata Setigi. foto: ist/ bangsaonline.com)

Abdul Halim mengatakan, keberhasilan ini merupakan keberhasilan seluruh warga Desa Sekapuk. Sehingga mampu membawa nama Setigi di kanca internasional. "Alhamdulillah meski belum pernah mendapat penghargaan dari Pemkab Gresik, namun Allah SWT justru melimpahkan anugerah-Nya dengan menjadikan Setigi meraih penghargaan Internasional. Barokallah," ungkap Abdul Halim.

Abdul Halim menambahkan, membangun wisata Setigi merupakan bentuk kecintaan terhadap pembangunan desa dan bangsa. Untuk itu, dia berharap kepada kepala desa dan desa-desa lain jangan berhenti berinovasi, berkarya meski sudah berprestasi.

Sebab membangun desa adalah membangun bangsa. Tingkatkan kinerja terus, bangkit bersama. "Perubahan itu dari diri sendiri. Jika orang lain bisa kita pasti bisa," katanya.

"Intinya, mari mulai membangun desa sebagai bentuk kecintaan, dan persembahan terhadap bangsa," pungkasnya. (hud)

Lihat juga video 'Mandi di Air Terjun Sedudo Nganjuk, Bisa Bikin Awet Muda?':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO