"Maka akan ada regulasi yang mungkin empat belas hari kedepan setelah ditetapkan akan ada pembatasan pembatasan tertentu di wilayah Surabaya Raya," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, munculnya klaster baru di Temboro - Magetan yang teridentifikasi dari kepulangan 43 santri warga Malaysia dari Temboro, Magetan. Ia menyebut, virus ini dapat menyerang siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Virus ini juga cepat menyebar jika orang yang terjangkiti tidak melakukan isolasi diri. Untuk itu ia berpesan agar semua orang diwajibkan memakai masker jika keluar rumah.
"Virus ini tidak berjalan sendiri, tetapi jika orang yang terjangkit virus ini pergi ke mana-mana, maka orang tersebut yang membuat virus ini menyebar. Pada posisi seperti ini menjaga jarak aman dan memakai masker adalah suatu keharusan," urainya.
Gubernur yang pernah menjabat Menteri Sosial ini juga menunjukkan sebuah video yang diambil dengan kamera 1/10.000 milimeter yang menggambarkan bagaimana droplet dapat begitu cepat menyebar dari orang positiv Covid-19 yang bersin atau batuk.
"Jadi kalau ada pintu yang dibuka droplet bisa keluar karena terdorong oleh angin, jadi dia tidak ditularkan oleh angin atau AC, tetapi bisa terdorong arah dari droplet tersebut," tuturnya.
Sementara itu, Ustadz Ahmad Yudi selaku perwakilan dari para hafidz-hafidzah penerima tunjangan kehormatan menyampaikan terimakasih atas perhatian Gubernur Jawa Timur selaku Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Ia mengharapkan agar perhatian dan silaturrahmi seperti ini akan terus terjalin sehingga sinergi antara pemerintah dan para hafidz-hafidzah dapat terus terbangun.
"Terima kasih kami juga sampaikan kepada Gubernur Jawa Timur yang telah berkenan memberikan tunjangan kehormatan untuk teman-teman hafidz-hafidzah, yang tentu saja tunjangan itu tidak hanya sekedar di sisi nominalnya yang kami perhatikan, tetapi justru bentuk perhatian dari Ibu Gubernur inilah yang begitu menyentuh hati kami," ucapnya. (hms/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News