KOTA MALANG, BANGSAONLINE.com - Sejumlah warga Perumahan De Rich Garden, Kecamatan Kedungkandang, mendatangi kantor pembayaran PDAM Kota Malang di Jalan WR Supratman, kemarin. Mereka mengeluhkan tagihan airnya yang membengkak. Padahal, selama ini distribusi air PDAM ke Perumahan De Rich Garden macet.
"Kami merasa dirugikan atas penggunaan air PDAM. Pemakaian tidak seberapa, tapi tagihannya kok banyak," cetus Agung, salah satu warga Perumahan De Rich Garden.
BACA JUGA:
- Jadi Perangkat Daerah dengan Respons Tercepat, Perumda Tugu Tirta Diganjar Penghargaan
- Atasi Krisis Global, Perumda Tugu Tirta Inisiasi Penanaman Pohon di Catchment Bromo Tengger Semeru
- Polemik Air di Sumber Pitu, Ki Suryo: Petani Hanya Dicatut Dijadikan Alat Tagih
- Atasi Masalah Distribusi Air, Lira Minta PDAM Kota Malang dan Perumda Tirta Kanjuruhan Koordinasi
"Untuk itu, kami bersama warga terdampak lainnya ingin meminta kebijakan berupa diskon atau keringanan pembayarannya. Warga yang terdampak di perumahan sini (De Rich Garden) sekitar 100 lebih. Sama halnya turut mengeluhkan akan hal ini," imbuhnya.
Terkait hal ini, Direktur Utama Perumda Tugu Tirta (PDAM) Kota Malang M. Nur Muhlas, mengatakan telah mengeluarkan kebijakan berupa keringanan kepada warga atau pelanggan yang terdampak krisis air sampai saat ini.
"Kami juga memberikan pelayanan penyaluran air lewat mobil tangki kepada pelanggan terdampak. Salah satunya kepada warga Perumahan De Rich Garden dan warga lainnya," terangnya.
Melalui kebijakan keringanan, lanjut Nur Muhlas, PDAM hanya mewajibkan pembayaran
abonemen bagi warga terdampak berupa penggunaan air minimal 5 kubik dan maksimalnya 10 kubik. "Jadi tanpa melihat bacaan meteran air," urai Muhlas.
"Kebijakan ini sifatnya sementara waktu, selama kondisi pelanggan terdampak. Jika nanti sudah normal kembali, dengan sendirinya pembayaran berjalan sesuai penggunaan airnya," imbuhnya. (iwa/thu/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News