TUBAN, BANGSAONLINE.com - Hama ulat kembali menyerang puluhan hektare tanaman jagung milik petani di Kabupaten Tuban, tepatnya di Desa Sokogunung, Kecamatan Kenduruan.
Diketahui, serbuan hama ulat tersebut sudah terjadi sejak tiga bulanan ini. Dampaknya, petani merugi karena tanaman jagung mereka gagal tumbuh.
BACA JUGA:
- Gebyar Diskon hingga 40 Persen, Pupuk Indonesia Salurkan Ratusan Ton Phonska Plus dan Urea di Tuban
- Siasati Sulitnya Pupuk Bersubsidi, RKM Jadi Solusi Petani di Tuban
- Hadiri Panen Raya di Tuban, Gubernur Jatim Ajak Petani Milenial Tingkatkan Kualitas Produksi Padi
- Olah Hasil Pertanian Jadi Produk Bernilai Jual Tinggi, Pemkab Tuban Gagas One Village One Product
Kastari, petani setempat mengungkapkan, hingga kini serangan ulat belum bisa dikendalikan. "Para petani kapok. Sebab, serangan gerombolan ulat tersebut memakan daun hingga batang dan akar tanaman. Gagal terus karena serangan ulat," tutur Kastari, Jum'at (10/1).
Petani lain, Sugeng, mengaku sudah tiga kali tanam, namun tetap saja gagal. Sebab, tanaman jagung miliknya yang berumur 15 sampai 25 hari tak tersisa lantaran batangnya dimakan ulat. "Modal terbatas, jadi gak bisa tanam lagi," keluhnya.
Terkait hal ini, Ketua Kelompak Tani Dewi Sri Dusun Krajan, Desa Sokogunung, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban, Martono mengatakan kendala petani jagung atas serangan hama ulat sudah dirasakan sejak November 2019 hingga Januari 2020.
Ia berharap agar dinas terkait segera memberikan solusi. Terutama, dalam pendampingan dan penyuluhan menangani hama ulat tersebut. "Semoga ada solusi dari pemerintah," tuturnya. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News