Di Turki, Wali Kota Risma Paparkan Keberhasilannya Menutup Dolly hingga Memberdayakan Perempuan

Di Turki, Wali Kota Risma Paparkan Keberhasilannya Menutup Dolly hingga Memberdayakan Perempuan Wali Kota Risma saat memberikan pemaparan terkait penutupan Dolly dan pemberdayaan perempuan. foto: ist

Wali kota yang sekaligus menjabat Presiden United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasific (Aspac) ini memastikan, sekarang enam wilayah eks lokalisasi itu telah berubah. Area yang dahulunya ladang prostitusi, kini disulap menjadi tempat kreatif. “Sekarang wilayah itu sudah tumbuh menjadi tempat kreatif, di mana banyak bisnis lokal dapat tumbuh. Usahanya macam-macam, ada batik, makanan, dan banyak lagi,” katanya.

Di samping pemberdayaan untuk warga terdampak penutupan eks lokalisasi, Wali Kota Risma juga memiliki program lain untuk menekan angka kemiskinan. Yakni, dengan cara memberdayakan ibu-ibu rumah tangga. Menurutnya, pada tahun 2010 angka kemiskinan sekitar lebih dari 20 persen. “Itulah mengapa saya mengundang ibu-ibu dari keluarga miskin untuk mengambil bagian dalam program Pahlawan Ekonomi (PE),” kata dia.

Di program tersebut, para ibu rumah tangga diajarkan menjadi pengusaha dan menjadi pahlawan bagi keluarga mereka masing-masing. Menurutnya, banyak sekali tahapan pelatihan yang diberikan di program itu, mulai dari pelatihan pembuatan produk, cara pengemasan (packaging), sampai pemasaran dengan memanfaatkan arus digital.

“Dimulai dengan hanya 89 grup di tahun 2010, sekarang kami memiliki lebih dari 11 ribu kelompok usaha kecil dan menengah yang dikelola oleh perempuan,” ungkapnya.

Di samping itu, Wali Kota Risma juga menjelaskan bahwa di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, saat ini ada sekitar 45 persen pejabat perempuan. Bagi dia, melihat banyaknya masalah sosial yang tengah terjadi di masyarakat, juga membutuhkan sosok pemimpin perempuan. “Perempuan itu punya cara khas sendiri untuk menyelesaikan setiap persoalan,” imbuhnya.

Menurut dia, pemimpin perempuan dapat melakukan hal-hal secara lebih rinci, mendengarkan lebih banyak. Bahkan, semua itu adalah modal perempuan dalam memimpin dengan hati. “Membuat keputusan berdasarkan kebutuhan, mengambil tindakan segera kapan pun diperlukan. Atau dengan kata lain, memimpin dengan belas kasih,” terangnya.

Ia menambahkan, jika semua pemimpin perempuan dapat memimpin dengan belas kasih, maka dapat memberikan teladan yang baik bagi generasi penerus. Sebagai pemimpin perempuan, Wali Kota Risma berharap setiap perempuan itu dapat mencapai tingkat jabatan tertingginya. “Sebagai pemimpin perempuan, saya yakin setiap perempuan dapat mencapai jabatan tertinggi dan dapat membangun masa depan yang berkelanjutan,” pungkasnya. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO