​Dilanda Kekeringan, Warga Blitar Selatan Salat Minta Hujan

​Dilanda Kekeringan, Warga Blitar Selatan Salat Minta Hujan Salat Istisqa' digelar di lapangan Dusun Kaligambang, Desa/Kecamatan Panggungrejo, Senin (7/10/2019).

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Kekeringan karena musim kemarau masih melanda sebagian desa di Blitar Selatan. Kekeringan ini mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Salah satu wilayah terdampak kekeringan di Blitar selatan adalah Kecamatan Panggungrejo.

Kondisi ini membuat warga Kecamatan Panggungrejo berupaya dengan berdoa dan menggelar salat Istisqa' meminta hujan agar kekeringan segera berakhir. Salat Istisqa' digelar di lapangan Dusun Kaligambang, Desa/Kecamatan Panggungrejo, Senin (7/10/2019).

Salat meminta hujan diikuti seluruh elemen masyarakat. Bupati Blitar Rijanto dan sejumlah kepala Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Kabupaten Blitar juga nampak hadir dalam salat Istiqa' ini.

Bupati Blitar Rijanto mengatakan dengan digelarnya salat Istisqa' ini diharapkan Allah SWT mengabulkan doa warga dengan menurunkan hujan di wilayah terdampak kekeringan. Sebab, sudah tiga bulan lebih warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih akibat sumber yang mengering.

"Sehubungan dengan musim kemarau panjang kami menggelar salat Istisqa'. Kami memohon kepada Allah SWT, dengan harapan segera turun hujan," ungkap Bupati Rijanto usai mengikuti salat Istisqa'.

Sementara kepala BPBD Kabupaten Blitar Heru Irawan mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan air bersih warga terdampak kekeringan, BPBD terus melakukan dropping air. Ada dua mobil tangki milik BPBD yang dioperasikan untuk dropping air. Dua mobil tangki ini masing-masing memiliki kapasitas 6.000 liter air. Dalam sehari dua tangki ini bisa melakukan pengiriman dua hingga empat kali. Sehingga total ada sekitar 24.000 hingga 36.000 liter air yang disalurkan ke wilayah terdampak kekeringan di Blitar selatan.

"Setiap hari terus kami lakukan dropping air untuk memastikan warga terdampak kekeringan mendapatkan air bersih sesuai kebutuhan. Prioritas kita adalah kepada warga yang kurang mampu," kata Heru Irawan.

Sri Winarsih warga Desa Kalitengah, Kecamatan Panggungrejo yang juga terdampak kekeringan mengatakan sudah empat bulan terkahir kekurangan air bersih. Jika tidak mendapatkan dropping air dari pemerintah, dia harus membeli air seharga Rp 60 ribu untuk mencukupi kebutuhan selama seminggu.

"Kekeringan disini sudah sejak bulan Juli lalu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kalau tidak ada bantuan saya beli, harganya sekitar Rp 60 ribu perkubik. Itupun hanya untuk kemutuhan mandi dan mencuci. Tapi kalau untuk masak dan minum pakai air mineral yang isi ulang,"ungkap Sri.

Untuk diketahui, pada musim kemarau tahun ini ada 11 desa di Blitar selatan yang terdampak kekeringan. 11 desa itu tersebar di Kecamatan Wates, Wonotirto, Pangungrejo dan Binangun. (ina/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO