Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag
54. Rabbukum a’lamu bikum in yasya' yarhamkum aw in yasya' yu’adzdzibkum wamaa arsalnaaka ‘alayhim wakiilaan
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Tuhanmu lebih mengetahui tentang kamu. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia akan memberi rahmat kepadamu, dan jika Dia menghendaki, pasti Dia akan mengazabmu. Dan Kami tidaklah mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi penjaga bagi mereka.
55. Warabbuka a’lamu biman fii alssamaawaati waal-ardhi walaqad fadhdhalnaa ba’dha alnnabiyyiina ‘alaa ba’dhin waaataynaa daawuuda zabuuraan
Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Dan sungguh, Kami telah memberikan kelebihan kepada sebagian nabi-nabi atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Dawud.
TAFSIR AKTUAL:
Ayat sebelumnya bertutur soal wejangan Nabi kepada para sahabat agar berperilaku santun dan tidak kasar, meski terhadap orang-orang kafir yang hobi menjahati. Kecuali, hingga pada batas tertentu, barulah Tuhan mengizinkan angkat senjata demi membela agama.
Meski para sahabat sudah tidak sabar lagi terhadap kejahatan orang-orang kafir, lalu meminta izin untuk melawan, Nabi tidak mengizinkan. Malahan menganjurkan agar mereka dijadikan kawan dengan hidup rukun berdampingan. "Kunu ibadallah ikhwanan". "Wahai hamba Allah, jadikan diri kalian bersaudara". (Hadis).