Tafsir Al-Isra' 47-48: Zalim, Ngerumpi Sendiri Saat Ceramah Berlangsung

Tafsir Al-Isra Ilustrasi

Mereka datang ke majelis pengajian Rasulullah SAW, entah terpaksa atau pura-pura. Jika nabi sedang berceramah dan membacakan ayat Alqur'an, mereka ngomong sendiri dan berbisik-bisik. Ayat ini mengungkap kelakuan mereka yang berbisik ngerasani Nabi. Dan salah satu isinya adalah, bahwa Muhammad itu lelaki yang pandai membual, penyihir, dan penipu. "in tattabi’uuna illaa rajulan mashuuraan".

Suatu ketika nabi menyuruh Ali ibn Abi Thalib membuat hidangan makanan yang pantas disuguhkan, lalu beberapa tokoh musyrik Makkah diundang datang, termasuk Utbah ibn Rabi'ah, Abu Jahal, al-Walid ibn Mughirah dan teman-temannya. Benar, mereka datang dan perjamuan dimulai seperti biasa mereka berpesta.

Pada saat yang tepat, sebagai tuan rumah, Nabi berdiri menyampaikan sambutan yang diselipi dengan pesan keislaman kepada mereka, lembut, santun, dan mempesona. Nabi juga membacakan sebagian ayat Alqur'an ke hadapan mereka dengan tegas dan mengena.

Mengerti apa tujuan nabi, para penggede Quraisy itu lantas berbisik-bisik sesama temannya. Antara lain mengolok nabi sebagai tukang sihir dan pandai membual. "Rajula mashuuraa". Maka ayat studi ini turun sebagai pemantap, bahwa nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah sungguhan yang di-back up dan selalu dilindungi.

Dalam ayat tersebut ditera kata "al-zalimun" atau orang-orang zalim, maka sebagai muslim, jika sudah niat hadir di pengajian, maka hendaknya serius mendengarkan pesan yang disampaikan oleh penceramah, suka atau tidak suka terhadap materi atau gaya sang penceramah. Alqur'an menganggap mereka yang berbisik satu sama lain, gak ngereken, dan ngerumpi sendiri itu sebagai perbuatan zalim.

Kata "mashur", asli maknanya orang yang disihir. Bentuk maf'ul yang mengesankan tertimpa sesuatu. Namun dalam tradisi bahasa arab punya dimensi banyak variasi makna dan pentakwilan. Seperti tesis di atas, kata 'mashur' bermakna 'sahir', demi mudahnya pemahaman.

Jika diterapkan asli bentuk maf'ulnya, maka maknanya, orang yang terkena sihir, hingga pikirannya tidak waras dan ngelantur, ngomongnya belarah meskipun enak didengar dan memukau. Di kalangan para sahabat, mereka mengenal sabda nabi yang berbunyi "inn min al-bayan lasihra", Sebagian orasi itu bisa mensihir banyak orang. Jadi tujuan bisikan para kafir itu adalah, agar masyarakat menjauhi Nabi seperti menjauhi orang yang tidak waras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO