Mengapa Museum TNI AL Loka Jala Crana Menang?

Mengapa Museum TNI AL Loka Jala Crana Menang? ?Museum TNI AL Loka Jala Crana yang tak pernah sepi penikmat. foto: rosihan c anwar/BANGSAONLINE


SURABAYA (bangasonline)

TNI AL Loka Jala Crana dinyatakan sebagai stan terbaik, dalam Jatim Expo 2014, di Royal Plasa, yang ditutup tadi malam.

Baca Juga: Disporbudpar Bahas Pengembangan Museum Anjuk Ladang dan Temuan Arkeolog

Dewan juri yang terdiri dari Drs Himawan, mantan Kepala mantan Kepala MNPJT Mpu Tantular, Dr Karsam, pengamat senirupawan dan dosen, serta Drs Wardoyo, praktisi senirupa dan pendidik begitu kepincut dengan penampilan stan ini.

Pengamatan bangsaonline, stan TNI AL ini tak pernah sepi dari penikmat.

Selain menampilkan satu miniatur kapal tempur, juga memajang satu manquen pasukan katak. Stan yang didominasi warna biru ini, juga menampilkan audio visual yang cukup memukau. Ornamen ban-ban pelampung menjadikan tampilan lebih indah, dan memberi nuansa kelautan.

Baca Juga: Seminar Kajian Koleks​i Museum Anjuk Ladang, Disporbudpar Nganjuk Harap Jadi Tempat Edukasi

Dua poster besar prajurit TNI AL yang ditempatkan di sisi kiri dan kanan, seakan menyapa penikmat.

Di sisi lain, museum Sribaduga Bandung yang mendapatkan penghargaan Juara dua ketegori Mitra Praja Utama (MPU) menyajikan satu kotak aneh. Kotak ini, dinamakan Gambar To’ong, dalam bahasa sederhana, melihat gambar atau mengintip gambar.

Menurut satu petugas, pada eranya, gambar to’ong ini, dipakai untuk mengamen keliling. Si pengamen akan menyeritakan dan mendongeng dari gambar yang ditampilkan. Umumnya, dalam satu kotak gambar to’ong, da beberapa gambar yang menyeritakan satu kejadian. Hampir seperti wayang beber, tetapi ini dipotong-potong menjadi beberapa gambar.

Baca Juga: Mengulik Sejarah Hari Pahlawan dengan Mengunjungi Destinasi Wisata Sejarah di Surabaya

Cara kerja kotak gambar toong ini, mengandalkan penerangan lampu ublik, yang ditempatkan dua sisi. Sedangkan di dalam kotak, ada beberapa gambar. Di mana di setiap bagian bawah gambar, diberi pemberat. Bagian atas gambar diberi benang senar. Ketika cerita sudah sampai kepada gambar tersebut, maka sang dalang melepas senar. Karena di bagian bawah gambar ada pemberat, maka gambar meluncur turun, dan bisa dilihat oleh anak-anak, memalui lubang intip. Dalam satu kotak, ada enam lubang intip.

Adanya kotak gambar toong ini, menjadikan penikmat bergerombol dan asyik menikmati.

Lain lagi dengan penampilan stan etnografi Unair. Mereka mendesain stan yang redup dan temaram. Ditambah dengan tampilan audio visual menjadikan dewan juri kepincut dan mendapuk mereka sebagai juara dua.

Baca Juga: Kadisbudparpora Kota Kediri Akui Museum Airlangga Simpan Bukti Sejarah Panji-Galuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO