SBY Ingatkan Aparat Negara Bersikap Netral Dalam Pilkada

SBY Ingatkan Aparat Negara Bersikap Netral Dalam Pilkada Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pernyataan sikap terkait Pilkada usai Apel Siaga Kader Partai Demokrat se-Jatim di Asrama Haji, Kota Madiun. foto: ist

MADIUN, BANGSAONLINE.com - Ketua Umum Partai Susilo Bambang Yudhoyono () mengingatkan aparat negara agar bertindak netral dalam ajang Pemilihan Gubernur dan Pilkada Kabupaten/Kota yang sebentar lagi dilaksanakan di Jawa Timur.

Peringatan ini didasari atas banyaknya informasi tentang indikasi keterlibatan BIN, Polri, dan TNI jelang coblosan 27 Juni 2018 dengan cara berpihak kepada kelompok atau partai politik tertentu.

“Saya mendengar banyak informasi, bukan hanya dari Jawa Timur, tapi juga banyak daerah-daerah yang lain, ada tanda-tanda ada niat yang barangkali membuat aparat negara tidak netral. Masyarakat tentu menolak cara-cara seperti ini,” kata dalam jumpa pers usai memimpin Apel Siaga Partai Jatim di Gedung Wisma Haji Kota Madiun, Senin, (18/6/2018) petang.

Di depan 1000 kader Partai , Presiden RI ke-6 ini merasa perlu untuk mengimbau kepada seluruh aparat baik dari BIN, Polri dan TNI untuk tetap hati-hati menghadapi tahun politik. Sebagai seorang senior yang pernah mengemban tugas di lingkungan TNI hampir 30 tahun, mengaku prihatin jika aparat negara terseret pada kepentingan politik kelompok tertentu.

“Saya sebagai salah seorang warga Indonesia dengan rendah hati, juga mengingatkan janganlah aparat negara apalagi jajaran Badan Intelijen Negara, TNI, dan Polri berpihak kepada partai politik tertentu, berpihak kepada paslon tertentu lantas mengingkari sumpah jabatannya sebagai aparat negara terlebih sebagai prajurit sapta marga anggota kepolisian dan BIN,” imbuhnya.

Menurut , setelah 20 tahun reformasi, netralitas aparat negara ini manjadi sangat penting terutama pada tahun-tahun politik. Ia tidak ingin, cita-cita reformasi yang salah satunya ingin mengakhiri ketidaknetralan aparat negara terciderai oleh kepentingan politik sesaat.

“Saya salah satu pelaku reformasi yang ingin mengakhiri ketidaknetralan ABRI waktu itu yang sekarang bernama TNI Polri dan BIN yang dulu dianggap harus memenangkan partai politik tertentu harus berpihak kepada kekuasaan dengan cara-cara yang tidak tepat. Maka, saya mengingatkan janganlah diciderai dan mengkhianati roh dan jiwa semangat reformasi,” katanya.

Mantan Kasospol TNI itu menilai, rakyat akan sedih, para pahlawan reformasi akan menangis kalau hasil reformasi terutama yang berlaku di jajaran TNI Polri dan BIN itu dirusak oleh kepentingan politik sesaat, oleh kepentingan politik tertentu. Sebab, dalam ajang kompetisi seperti pilkada, menang atau kalah adalah hal biasa. Asal melalui proses yang jujur dan adil.

"Kalau calon kami menang kami tidak akan bersorak, sebaliknya kalau kalah akan kami terima. Selama prosesnya berjalan jujur dan adil sesuai prinsip demokrasi," tandas purnawairan TNI bintang empat ini. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO