Pakde Karwo Ingin Digital Ekonomi Memasukkan Informasi Raw Material

Pakde Karwo Ingin Digital Ekonomi Memasukkan Informasi Raw Material Gubernur Jawa Timur bersama Ketua MUI pusat pada acara Akses Keuangan Syariah di hotel JW Marriot Surabaya.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo menginginkan pembangunan digital ekonomi juga memasukkan informasi digital tentang raw material dalam proses produksi. Hal ini penting dilakukan, agar digital ekonomi tidak hanya mengedepankan proses bisnis/tradingnya saja namun lebih ke proses pemenuhan bahan mentahnya.

“Dalam proses digital ekonomi jika yang dipentingkan adalah proses tradingnya maka kita hanya akan jadi market atau lahan jualan produk-produk tempat lain,” terang Pakde Karwo-sapaan lekat Gubernur Jatim pada acara Kegiatan Akses Keuangan Syariah Melalui Shiar, Inkubasi Bisnis Syariah, dan aplikasi Digital Berbasis Masjid (Aksi Shiyam) di Ball Room, Hotel JW Marriot, Surabaya, Kamis (07/06).

Menurut Pakde Karwo, jika informasi digital raw material ini sudah tersedia maka akan memperkuat industri. Selama ini, permasalahan Industri di Jatim maupun di Indonesia adalah adanya keterbatasan bahan mentah. Oleh karena itu, lewat digital raw material saat ada kebutuhan sistem akan dibuka dan ketersedian bahan mentah bisa diakses lewat website.

“Jika proses digital raw material berjalan efektif maka akan bisa mengurangi impor dan ada barang pengganti dari dalam negeri, sehingga neraca perdagangan kita bisa surplus,” tuturnya.

Pakde Karwo menambahkan, pada tahun 2017 PDRB Jatim mencapai 219 triliun dan government spendingnya hanya sekitar 7,52 persen, sedangkan sebesar 92,48 persennya berasal dari masyarakat. Dari total PDRB yang diperoleh tersebut, 54,98 persennya ditopang oleh UMKM. Oleh sebab itu, potensi besarnya UMKM yang dimiliki Jatim ini harus dikembangkan sebagai pembuat produk bukan hanya sekadar trader.

“Inkubasi untuk UMKM ini bukan hanya bisnis atau dagang tapi inkubasinya bagaimana memproses bahan baku untuk industri,” imbuh orang nomor satu di Jatim ini.

*Potensi Ekonomi Syariah di Jatim Sangat Besar*

Pada kesempatan sama, Pakde Karwo menyampaikan, potensi ekonomi syariah di Jatim sangatlah besar karena mayoritas penduduknya atau sekitar 97,80 persen beragama Islam. Selain itu, jumlah pondok pesantren di Jatim sebanyak 6 ribu dengan jumlah santri sekitar 1 juta yang tersebar di seluruh wilayah Jatim. Karenanya, sejak tahun 2015 pihaknya telah mengusulkan untuk membuat sistem ekonomi syariah murni untuk menjembatani potensi yang sangat besar ini.

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO