Menjelang Lebaran, Pengrajin Emas Imitasi Bajir Orderan

Menjelang Lebaran, Pengrajin Emas Imitasi Bajir Orderan Yunus, pengrajin emas imitasi menunjukkan hasil karyanya.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Seorang pengrajin emas imitasi di Dusun Sangglut, Desa Karangrejo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan kebanjiran orderan.

Adalah Yunus, rumahnya dalam sepakan ini tampak ramai dibandingkan hari-hari biasanya. Menjelang hari raya, rumah Yunus, sapaan akrabnya, memang ramai pembeli emas imitasi.

Besali (tempat bikin kerajinan emas imitasi) terbilang sangat kecil luas 3×5. Namun, peralatan untuk membuat aksesoris emas imitasi itu terbilang lengkap. Suara mesin gerinda hampir tak pernah berhenti.

Mesin ini sedang bekerja untuk menghaluskan tekstur aksesoris emas imitasi yang baru saja dibentuk menjadi gelang, cincin, kalung, anting, dan lainnya.

Dia memiliki tiga orang pembantu pembuat kerajinan emas imitasi. Menjelang lebaran, Yunus yang merupakan perajin emas imitasi sejak 20 tahun ini selalu kebanjiran order. Bahkan, orderannya pun mencapai 4-5 kali lipat dibandingkan hari-hari biasanya.

Secara sepintas, emas imitasi buatannya itu sangat mirip dengan emas aslinya. Dari segi kualitasnya. Emas buatannya ini tahan lama, dan yang pasti tidak bisa luntur warna keemasannya.

Padahal, emas buatannya ini tidak dicampuri dengan emas sedikit pun. Rahasianya, Yunus yang juga menjabat sebagai kepala dusun desa setempat ini mencampuri atau melapisi aksesoris setengah jadi dengan cairan nikel, atau cairan krom yang sangat ampuh menjaga warna aksesorisnya tidak mudah luntur.

Secara umum, pembuatan kerajinan tangan miliknya ini memang sama dengan proses pembuatan gelang, kalung, dan aksesoris emas lainnya. Pertama, dimulai dengan peleburan timah, tembaga, dan kuningan. Dalam proses ini, Yunus tidak mencampuri emas batangan saat proses peleburan.

Jika emas, dalam proses peleburan itu pasti ada emas batangan yang juga ikut dilebur. Itu yang membedakan antara kerajinan emas imitasi buatannya dengan emas asli.

Sekadar diketahui, proses pembuatan produk milik Yunus ini sangatlah mudah. Pertama, bahan-bahan seperti tembaga, kuningan, dan timah dilebur menjadi satu sehingga menjadi batangan. Selanjutnya, dilindas atau ditipiskan menjadi batang panjang. Selanjutnya, dirakit menjadi gelang, kalung, cincin, dan lainnya. Proses keempat adalah dipatri atau disambungkan bahan - bahan itu menjadi satu.

Selanjutnya, bahan yang setengah jadi itu diamplas menggunakan kertas gosok dan dipoles menggunakan gerinda. Tahap selanjutnya, bahan dicuci dengan bensin dan dilapisi cairan coating dengan tujuan untuk mempertahankan warna agar tidak mudah pudar atau buram.

Yunus menyadari, menjelang lebaran, permintaan barang cenderung meningkat. Maka dari itu, ia sudah lembur sejak puasa hari ke-5 lalu.

"Saya menggeluti bisnis ini sejak 20 tahun silam. Omzet yang saya dapatkan pun menggila, apalagi saat bulan ramadan seperti ini. Saya harus lembur untuk menyelesaikan pesanan dari para pelanggan. H-12, barang harus sudah sampai di tangan pelanggan," kata Yunus.

Yunus menceritakan, emas buatannya ini tahan lama, karena ada campuran cairan krom di dalam aksesorisnya. Ia mengklaim, aksesoris emas imitasi buatannya ini tidak akan luntur meski setiap hari direndam air.

"Dipakai aktivitas tidak apa-apa. Jangan khawatir luntur. Tidak akan menghitam. Sekalipun luntur mungkin itu sudah dua-tiga tahun dari pembelian pertama," terangnya.

Dia menjelaskan, banyak pesanan menjelang lebaran ini karena banyak permintaan dari masyarakat. Penyebabnya, karena banyak perempuan, khususnya yang ingin tampil cantik saat momen lebaran nanti, dan yang pasti tidak mengeluarkan uang yang cukup banyak.

"Biasanya, banyak orang yang ingin tampil trendy dan cantik saat lebaran. Namun, mereka memiliki budget yang tidak terlalu besar untuk belanja emas asli. Alhasil, mereka pun memilih emas mitasi ini sebagai pilihan alternatif," tambahnya.

Harga emas mitasi di Yunus ini dijual memang sangat murah. Untuk cincin dijual dengan harga Rp 10.000, gelang rantai Rp 50.000, gelang biasa Rp 30.000 ditambah batu permata Rp 40.000. dan yang paling mahal Rp 55.000. Pokoknya belanja Rp 150.000 sudah bisa tampil cantik saat lebaran, lengkap dengan aksesoris bernuansa emas meski sebenarnya imitasi.

Ia mengungkapkan, menjelang lebaran seperti sekarang ini, pesanan paling banyak berasal dari Malang dan Surabaya. Namun, kata dia, tidak menutup kemungkinan daerah lainnya yang juga memesan dalam jumlah banyak.

"Produk saya ini saya jual ke Malang, Blitar, Surabaya, Pasuruan sendiri, Probolinggo, dan ada beberapa kota di Jawa Tengah," imbuhnya.

Selain itu, kata dia, ada beberapa orang yang memilih emas mitasi ini karena takut dirampok atau jadi sasaran aksi kriminalitas. Biasanya, hal ini dilakukan oleh orang-orang yang akan mudik ke kampung halamannya dan menggunakan angkutan umum.

"Kadang juga menjadi pilihan bagi orang yang takut dijambret dan sebagainya. Mereka memilih emas palsu karena lebih aman dan tidak akan mengalami kerugian kalau semisal menjadi korban kejahatan," pungkasnya. (par/rev)

Lihat juga video 'Komunitas Disabilitas Kota Pasuruan Raup Cuan dari Lampu Hias':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO