Menjelang Lebaran, Pengrajin Emas Imitasi Bajir Orderan

Menjelang Lebaran, Pengrajin Emas Imitasi Bajir Orderan Yunus, pengrajin emas imitasi menunjukkan hasil karyanya.

Yunus menyadari, menjelang lebaran, permintaan barang cenderung meningkat. Maka dari itu, ia sudah lembur sejak puasa hari ke-5 lalu.

"Saya menggeluti bisnis ini sejak 20 tahun silam. Omzet yang saya dapatkan pun menggila, apalagi saat bulan ramadan seperti ini. Saya harus lembur untuk menyelesaikan pesanan dari para pelanggan. H-12, barang harus sudah sampai di tangan pelanggan," kata Yunus.

Yunus menceritakan, emas buatannya ini tahan lama, karena ada campuran cairan krom di dalam aksesorisnya. Ia mengklaim, aksesoris emas imitasi buatannya ini tidak akan luntur meski setiap hari direndam air.

"Dipakai aktivitas tidak apa-apa. Jangan khawatir luntur. Tidak akan menghitam. Sekalipun luntur mungkin itu sudah dua-tiga tahun dari pembelian pertama," terangnya.

Dia menjelaskan, banyak pesanan menjelang lebaran ini karena banyak permintaan dari masyarakat. Penyebabnya, karena banyak perempuan, khususnya yang ingin tampil cantik saat momen lebaran nanti, dan yang pasti tidak mengeluarkan uang yang cukup banyak.

"Biasanya, banyak orang yang ingin tampil trendy dan cantik saat lebaran. Namun, mereka memiliki budget yang tidak terlalu besar untuk belanja emas asli. Alhasil, mereka pun memilih emas mitasi ini sebagai pilihan alternatif," tambahnya.

Harga emas mitasi di Yunus ini dijual memang sangat murah. Untuk cincin dijual dengan harga Rp 10.000, gelang rantai Rp 50.000, gelang biasa Rp 30.000 ditambah batu permata Rp 40.000. dan yang paling mahal Rp 55.000. Pokoknya belanja Rp 150.000 sudah bisa tampil cantik saat lebaran, lengkap dengan aksesoris bernuansa emas meski sebenarnya imitasi.

Ia mengungkapkan, menjelang lebaran seperti sekarang ini, pesanan paling banyak berasal dari Malang dan Surabaya. Namun, kata dia, tidak menutup kemungkinan daerah lainnya yang juga memesan dalam jumlah banyak.

"Produk saya ini saya jual ke Malang, Blitar, Surabaya, Pasuruan sendiri, Probolinggo, dan ada beberapa kota di Jawa Tengah," imbuhnya.

Selain itu, kata dia, ada beberapa orang yang memilih emas mitasi ini karena takut dirampok atau jadi sasaran aksi kriminalitas. Biasanya, hal ini dilakukan oleh orang-orang yang akan mudik ke kampung halamannya dan menggunakan angkutan umum.

"Kadang juga menjadi pilihan bagi orang yang takut dijambret dan sebagainya. Mereka memilih emas palsu karena lebih aman dan tidak akan mengalami kerugian kalau semisal menjadi korban kejahatan," pungkasnya. (par/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Komunitas Disabilitas Kota Pasuruan Raup Cuan dari Lampu Hias':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO