Diserang Hama Ulat, Petani Tambak di Desa Pangkahkulon Rugi Ratusan Juta

Diserang Hama Ulat, Petani Tambak di Desa Pangkahkulon Rugi Ratusan Juta Petani membakar ranting tanaman mangrove yang penuh ulat. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

Baginya, serangan hama ulat ini sangat merugikan petani tambak yang berada di Desa Pangkahkulon. "Rata-rata petambak mengeluh dampak dari adanya ulat ini, air jadi keruh terkena kotoran ulat. Saking banyaknya, hingga air tambak menjadi hitam pekat," paparnya.

Terkait hal ini, Kepala Desa Pangkahkulon Ahmad Fauron meminta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait agar segera bertindak dengan adanya serangan hama ulat ini. Menurutnya, musibah hama ulat ini baru pertama kali menyerang lahan tambak warga.

Pemerintah Desa Pangkahkulon telah mengirimkan surat kepada pihak terkait soal hama ulat. Namun, sampai saat ini belum ada tindakan.

"Petani berharap dinas terkait dapat bertindak. Ini musibah, petambak merugi. Ekosistem juga rusak, pohon mangrove ini kalau sudah dimakan ulat pasti akan mati dan bisa jadi areal pertambakan akan longsor terkena abrasi jika mangrove rusak," terangnya.

Di Desa Pangkahkulon sendiri terdapat ratusan hektar lahan pertambakan yang terkena hama ulat. "Kami sudah mengirimkan surat. Sudah wadul ke UPT Pertanian Kecamatan Ujungpangkah dan Dinas Perikanan, tapi sampai saat ini masih belum ditangani," katanya.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dinas Pertanian Agus Djoko Walujo menjelaskan, bahwa penanganan hama ulat tersebut bukan merupakan tanggungjawabnya. Alasannya, hama ulat tersebut menyebar di areal pertambakan warga, bukan di pekarangan rumah atau di areal pertanian produktif.

"Kalau disemprot pestisida lalu ikan mati bagaimana, kalau ulatnya ada di areal pertanian baru kami tangani," katanya. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO