Bambu Indah Trenggalek Siap Penetrasi Pasar Eropa

Bambu Indah Trenggalek Siap Penetrasi Pasar Eropa Sukatno pun turut menganyam bambu. Foto: YUDI/BANGSAONLINE

(Kamar mandi pun bisa disulap menjadi kamar mandi bambu)

Banyaknya permintaan dari luar negeri tidak menjadikan permintaan lokal ia abaikan karena lumayan banyak juga jumlahnya. “Kita sampai bingung membagi yang lokal karena pasar lokal mulai menggeliat. Mantenan saja sekarang menggunakan, hantaran, piring serta suvenir-suvenir dari bambu,” ujarnya.

Belum lagi dengan boomingnya kuda lumping dalam seniman jaranan saat ini, pengiriman bisa dilakukan sampai ke Kepuluan Riau, Kalimantan hingga Papua. Kuda lumping yang dipakai seni jaranan itu dibuat dari anyaman bambu yang menyerupai kuda lalu dinaiki oleh seorang penari kuda lumping.

(Produksi kuda lumping karena sedang booming Kesenian Jaranan di Tanah Air)


Peran Pemerintah Daerah

Hingga berita ini ditulis, Sukatno mengaku omzet yang diterima UD Bambu Indah sampai 30 juta per bulan. Ia mengaku sebulan bisa mengirim 1 sampai 4 kontainer dengan nilai Rp 50 juta per container dengan rata-rata tiap tahunnya kenaikan produknya sampai di angka 10 persen.

Peran pemerintah dalam mensukseskan kerajinan bambu indah hingga masuk ke kancah perdagangan internasional menurutnya sudah cukup bagus. “Mulai dari pemerintah desa hingga pemkab karena mereka sering mengikutkan kami dalam pameran-pameran baik lokal hingga internasional seperti di Belanda, Malaysia dan Jepang,” ceritanya.

Untuk mengatasi kendala dalam desain, Bupati sampai mendatangkan pemateri dari ITB. Dari segi dana, lanjutnya, Pemkab Trenggalek memberikan kemudahan dalam pengambilan dana di bank, disamping menyediakan anggarannya sendiri. Lalu dari segi bahan baku, ia tidak kuatir karena Bupati Emil Dardak sangat memperhatikan hal tersebut.

“Alhamdulillah untuk bahan baku tidak sampai kehabisan karena Bapak Bupati menggebu-gebu imbau masyarakat Trenggalek untuk bambuisasi dengan memanfaatkan hutan-hutan yang tidak produktif,” jelasnya lega.

Sukatno juga berharap pemerintah kabupaten selalu melakukan pembinaan terus dan dibina dengan modal berupa peralatan saja. Kalau berupa uang menurutnya, akan cepat habis. “Yang saya butuhkan adalah alat-alat semi modern untuk meningkatkan produksi yakni mesin irat,” pungkasnya.

Dalam waktu dekat ini, Bambu indah Craft akan diikutkan kembali dalam pameran di Jakarta pada tanggal 12-16 Oktober mendatang. (ian/ros)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO