Kepala Disdik Tuban Sayangkan Iuran untuk Agustusan dan Idul Adha di SMPN 1 Parengan

Kepala Disdik Tuban Sayangkan Iuran untuk Agustusan dan Idul Adha di SMPN 1 Parengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban, Sutrisno.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Kegaduhan soal iuran partisipasi untuk kegiatan Agustusan HUT RI dan Idul Adha di SMP Negeri 1 Parengan sebesar Rp 100 ribu per siswa akhirnya ditanggapi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban, Sutrisno.

Kepada BANGSAONLINE.com, Minggu (13/8), Sutrisno mengatakan bahwa pihaknya tidak membenarkan jika ada sekolah yang menarik iuran, namun tidak berdasarkan kesepakatan bersama antara wali murid, komite, guru dan kepala sekolah.

"Jangan sampai penentuan anggaran tersebut berdasarkan secara sepihak. Jika sekolah tidak dapat mengumpulkan wali murid secara keseluruhan, sebaiknya komite rapat terlebih dahulu dengan wali murid, dan hasil rapat disampaikan kepada kepala sekolah dan guru di SMPN 1 Parengan," kata Sutrisno.

Ia menilai anggaran Rp 100 ribu dengan rincian Rp 70 ribu untuk kegiatan agustusan dan Rp 30 ribu untuk Hari Raya Kurban memang tidak begitu besar. Namun yang ia sayangkan adalah iuran tersebut bersifat wajib.

"Seharusnya bagi yang tidak mampu jangan dipaksa, bila memungkinkan tidak perlu membayar. Kasihan wali murid yang tidak mampu, apalagi dipatok dengan besarnya iuran," imbuhnya.

Untuk itu, ia meminta agar komite sekolah memberikan imbauan kepada wali murid setiap akan ada kegiatan, terlebih jika akan menarik iuran. "Intinya jangan abaikan hal yang kecil, karena bisa saja membuat masalah menjadi besar," tegas Sutrisno.

Sementara Kepala SMPN 1 Parengan, Didi Setyono mengungkapkan bahwa tidak semua siswa membayar iuran tersebut. Menurutnya, dari jumlah 734 siswa, ada 10 persen yang tidak membayar karena termasuk siswa tidak mampu.

"Dari jumlah iuran Rp 100 ribu itu, yang Rp 70 ribu bakal digunakan untuk kegiatan karnaval, tampil ketoprak di Kecamatan Parengan, tampil ludruk dan kegiatan pameran di Kecamatan Parengan. Sementara dana BOS sendiri tidak bisa digunakan pada kegiatan itu, kecuali event gerak jalan," dalihnya..

"Sedangkan, iuran untuk hari raya kurban rencananya akan dibelikan sapi," imbuh mantan Kepala SMPN Montong itu.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah wali murid SMPN1 Parengan mengeluhkan biaya iuran kegiatan Agustusan HUT RI dan Idul Adha yang dipatok oleh pihak sekolah sebesar Rp 100 ribu. Mereka mengeluh lantaran biaya yang dibebankan kepada wali murid dinilai terlalu mahal. Selain mahal, wali murid juga merasa tidak dilibatkan dalam rapat sekolah terkait penetuan besaran iuran. (wan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO