Bisa Jadi Solusi Energi Alternatif, DKPP Kota Mojokerto Rintis Gas Elpiji dari Kotoran Sapi

Bisa Jadi Solusi Energi Alternatif, DKPP Kota Mojokerto Rintis Gas Elpiji dari Kotoran Sapi Yai Ud mencoba menghidupkan lampu petromax berbasis gas di rumah warga di sekitar RPH Randegan. Sayang program ini baru dalam skala rintisan. foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE

Meski demikian, program ini bukan tanpa rintangan. Untuk memproduksi gas dalam skala lebih besar pihaknya terkendala jumlah sapi yang hendak dipotong.

"RPH ini per hari hanya memotong antara 10-20 ekor sapi. Minimnya jumlah membuat kita sementara ini hanya bisa memproduksi gas yang mencukupi lima rumah tangga saja," keluhnya.

Karena itu, lanjut ia, pihaknya akan menghimpun pemilik hewan ternak untuk memelihara sapinya di lingkungan RPH ini sehingga akan menghasilkan kotoran sapi dalam jumlah lebih besar. Dengan demikian, maka kandungan biogas bisa didapatkan dari program ini nantinya bisa lebih banyak.

Sementara itu, Ismari, ahli biogas yang menjadi mitra dinas ini mengungkapkan kemampuan rata-rata produksi kotoran sapi di RPH Randegan hanya 100 kg. "Hal ini hanya menghasilkan kapasitas gas 0,04 per m3. Jumlah ini sangat terbatas dan hanya bisa menjangkau lima rumah saja," terangnya.

Menurut ia, kalau mau mengembangkan usaha ini, maka jumlah sapi di tempat ini harus ditambah.

Program daur ulang limbah ini diapresiasi Wali Kota Masud Yunus atau lebih dikenal sebagai Yai Ud.

"Kotoran hewan ini harus kita kelola dan kita manfaatkan yang dapat memenuhi prinsip ramah lingkungan. Maka dari itu instalasi biogas yang akan kita resmikan ini merupakan bentuk inovasi. Menjadikan sesuatu yang tidak ada gunanya menjadi bermanfaat untuk lingkungan sekitar," tambahnya.

"Sehingga dengan adanya pemanfaatan limbah ini menjadikan lingkungan menjadi lebih sehat. Jika lingkungan sehat akan berpengaruhiterhadap derajat kesehatan masyarakat kita. Kalau derajat masyarakat kita tinggi maka produktivitas meningkat dan endingnya kesejahteraan juga akan meningkat," pungkas Yai Ud.

Selain memproduksi gas, RPH ini juga mengembangkan kompos dari kotoran sapi. Kompos ini diberikan secara gratis kepada warga yang menghendakinya. (yep/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO