Gili Labak: Dari Pulau Tikus Jadi Pulau Penuh Pesona, Ini Pantangan Masyarakatnya

Gili Labak: Dari Pulau Tikus Jadi Pulau Penuh Pesona, Ini Pantangan Masyarakatnya Keindahan pantai Gili Labak yang masuk wilayah Pemkab Sumenep.

Namun berkat ketekunan masyarakat dan berbagai upaya, termasuk menggunakan supranatural, Gili Labak akhirnya bersih dari tikus. Gili Labak akhirnya mulai dikenal masyarkat sebagai pulau yang penuh dengan keindahan dan memesona.

“Tetapi masyarakat di sini juga memiliki pantangan. Darah kambing dan sapi tidak boleh menetes di pulau Gili Labak,” ujar Wakil Bupati.

Kalau sampai darah kedua binatang itu menetes di Gili Labak, maka para tikus itu akan datang kembali ke Gili Labak dan bermukim di sana. Meski demikian, bukan berarti warga tidak bisa berkurban atau memakan daging kedua binatang tersebut.

“Oleh warga biasanya mereka akan memotong kedua binatang tersebut di luar Gili Labak. Daging dibawa ke kembali sudah dalam keadaan jadi. Sehingga tidak ada darah kambing maupun sapi yang bakal menetes,” ujar Ahmad Fauzi berkisah.

Mitos itu sendiri sampai saat ini masih dipegang dan dipercaya penuh oleh masyarakat setempat. Saat dikelilingi pulau tersebut, sulit untuk menemukan sapi atau kambing yang biasanya dipelihara oleh kebanyakan masyarakat Madura.

Demikian juga dalam hal penyajian makanan, sulit menemukan makanan dari olahan daging sapi maupun kambing. Olahan kebanyakan, seperti khasnya masyarakat pesisir, adalah maskan ikan laut mulai dari dibakar, digoreng hingga diolah dengan kuah. (nur syaifudin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO