
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Anggota DPD RI AM Fatwa mengatakan, sebaiknya mantan Presiden Soeharto dan KH Abdurrahman Wahhid (Gus Dur) mendapat gelar pahlawan.
Menurut dia, pandangan Wapres Jusuf Kalla bahwa Pak Harto sulit mendapat gelar pahlawan karena ganjalan sejumlah kasus pelanggaran HAM dan KKN, sama halnya dengan Gus Dur yang terganjal karena mengeluarkan Dekrit Pembubaran MPR
"Secara logika politik pandangan Wapres JK itu ada benarnya. Namun untuk kepentingan politik persatuan nasional oleh seluruh golongan masyarakat pancasilais kecuali golongan Komunis harus tetap dipertimbangkan pemberian gelar pahlawan nasional oleh kedua mantan presiden tersebut," katanya, Selasa, (24/5).
Kita, terang Fatwa, harus berdamai dengan sejarah. Berdamai dengan masa lalu. "Bung Karno telah diberi gelar pahlawan nasional secara perorangan malah saya ikut jadi panitianya yang dipelopori Taufik Kiemas, Jimly Asidiqi, Natsir dan Sjafrudin Prawiranegara juga telah mendapat gelar pahlawan nasional yang semuanya punya catatan masa lalu tapi tidak boleh dilupakan jasa besarnya yang luar biasa kepada bangsa dan negara."
Pemberian gelar pahlawan tiga tokoh tersebut, lanjutnya, telah dirasakan gema dan efeknya yang positif di masyarakat.
Sebab mundur adalah pengkhianatan
Nama Gus Dur kini memang kian harum. Bahkan mantan ketua umum PP Muhammadiyah Prof Dr Amin Rais mengungkapkan bahwa kesuksesan Gus Dur menjadi Presiden Indonesia luar biasa. Menurut mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu, kesuksesan itu merupakan contoh bersatunya umat Islam di Indonesia.
Amien yang kini Ketua Dewan Kehormatan PAN, tanpa ragu menyebutkan nama Gus Dur sebagai contoh nyata dari suksesnya umat Islam di Indonesia, mengantarkan seorang santri menjadi presiden.
Ia menekankan, kesuksesan itu merupakan bukti nyata besarnya kekuatan yang dimiliki umat Islam di Indonesia, apabila mau untuk bersatu. "Gus Dur jadi presiden itu beyond our imagination, itu terjadi karena kita united," kata mantan Ketua PP Muhammadiyah, Jum'at (13/5).
Hal itu disampaikan Amien saat menjadi salah satu narasumber dalam Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah yang digelar di Pusat Dakwah Muhammadiyah dengan tema 18 Tahun Reformasi. Bahkan, mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu mengaku bermimpi kalau umat Islam di Indonesia mau bersatu, tidak ada bangsa di dunia yang bisa mengalahkan.
Ia menuturkan kalau momen terpilihnya Gus Dur, merupakan pertama kalinya orang-orang melakukan shalat, sujud syukur dan takbir di Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Amien menjelaskan, kejadian itu seharusnya dijadikan pelajaran bagi umat Islam, serta pengingat bahayanya Indonesia kalau umat Islam terpecah dan tidak mau bersatu.
Amien menambahkan, umat Islam harus melihat negara-negara Islam dari Maroko sampai Merauke, dan tinggal beberapa saja yang belum diobrak-abrik pihak asing. Maka itu, ia mengingatkan umat Islam untuk tidak mengulangi kesalahan yang telah terjadi.