18 Tentara Filipina Tewas Disergap Kelompok Abu Sayyaf, Polri Tolak Tawaran Umar Patek

18 Tentara Filipina Tewas Disergap Kelompok Abu Sayyaf, Polri Tolak Tawaran Umar Patek Kepala militer Filipina Jenderal Hernando Iriberri memberikan medali penghargaan kepada pasukan elite yang terluka. foto: AFP

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah belum mengetahui kondisi terbaru 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok separatis Filipina, Abu Sayyaf, pasca operasi militer Filipina dalam perburuan kelompok separatis tersebut. Ini disampaikan Wapres Jusuf Kalla (JK) di sela menghadiri penutupan Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (10/4).

Belum adanya kabar terbaru terkait 10 WNI yang disandera, disampaikan Wapres JK. "Saya belum dapat kabar lagi dari tim," katanya, dikutip dari detik.com. Kata JK, pemerintah RI sejak awal memang telah mengupayakan berbagai cara untuk membebaskan 10 WNI, termasuk menawarkan bantuan militer.

Akan tetapi, konstitusi Filipina tak memperbolehkan pasukan negara lain memasuki wilayahnya.

Sementara itu kelompok Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar 50 juta Peso atau setara 15 miliar Rupiah untuk 10 WNI tersebut. Namun, pemerintah tidak akan memberikan tebusan tersebut.

"Kita enggak pernah berpikir pakai tebusan," kata JK singkat.

Kendati demikian, JK mengaku optimistis 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf, bisa diselamatkan. Indonesia sudah berkomitmen untuk membebaskan mereka, namun enggan memenuhi permintaan tebusan 50 juta peso atau sekitar Rp 15 miliar."Insya Allah (bisa dibebaskan)," ucap JK

Sementara dalam operasi militer memburu kelompok Abu Sayyaf, sebanyak 18 tentara elit Filipina tewas dan 53 tentara lainnya terluka. Sedangkan dari kelompok Abu Sayyaf, lima orang tewas dan 20 lainnya terluka. 

Dalam penyerbuan oleh militer Filipina yang diberitakan hari ini, sebanyak 18 tentara dan 5 militan Abu Sayyaf tewas. Militer Filipina tampak kalah telak lantaran kelompok Abu Sayyaf disebut memiliki persenjataan lengkap, termasuk pelontar granat.

Diberitakan AFP, Minggu (10/4), peristiwa ini terjadi di Basilan, Filipina Selatan. Seorang juru bicara pihak militer Filipina Mayor Filemon Tan mengatakan, empat dari 18 tentara tewas karena dipenggal oleh para teroris Abu Sayyaf, Sabtu (9/4) kemarin.

"Ini merupakan bagian dari operasi militer melawan kelompok Abu Sayyaf," ucapnya sambil menegaskan ini merupakan bagian dari upaya menyelamatkan sandera.

Pertempuran ini dilakukan beberapa hari setelah pendeta asal Italia dibebaskan oleh kelompok Abu Sayyaf pada Jumat (8/4) lalu. Sebelumnya, mereka juga menyandera 10 WNI dan beberapa warga negara Malaysia.

Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin dan Kepala Militer Filipina Jenderal Hernando Iriberri bahkan langsung terbang menuju markas komando di Zamboanga City untuk melakukan peninjauan usai baku tembak. "Operasi Militer akan terus berlanjut dan mereka harus bertanggung jawab atas kejahatan mereka," ujar Iriberri.

Iriberri yang berada di Zamboaga juga menyempatkan diri untuk menjenguk pasukan elite yang luka dan dirawat di rumah sakit usai baku tembak dengan kelompok Abu Sayyaf. Dirinya juga memberikan medali penghargaan kepada 53 tentara yang dirawat.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO