Korban DBD di Bojonegoro Menyebar hampir Seluruh Kecamatan, Capai 75 Orang

Korban DBD di Bojonegoro Menyebar hampir Seluruh Kecamatan, Capai 75 Orang Kasi Pengendalian Penyakit Dinkes Bojonegoro, dr. Wenny Diah P. foto: eki nurhadi/ BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bojonegoro pada bulan Januari 2016 ini cenderung meningkat. Hingga tanggal 22 Januari ini, sudah ada 75 penderita.

Pencegahan yang dilakukan dengan cara fogging oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) sendiri dirasa tidak maksimal.

"Fogging sebenarnya tidak efektif. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) lebih efektif. Seperti pembersihan got yang airnya tidak mengalir, sampah dan menjaga kebersihan yang kita canangkan sekarang," kata Kasi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro, dr. Wenny Diah P, Jumat (22/01/2016).

Wenny mengatakan, selama ini upaya pemberantasan penyakit yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti hanya dengan cara fogging. Fogging biasanya dilakukan setelah ada laporan penderita di daerah tertentu. Serta jika hasil penyelidikan epidemiologi (PE) ditemukan indikasi kasus menunjukan penularan. 

"Apabila ditemukan 1 lagi penderita atau 3 penderita panas tersangka DBD, dan ditemukan jentik lebih dari 5 persen. PE ini untuk memastikan penderita DB ketularan di daerah situ," jelasnya.

Lanjut Wenny, pada bulan Januari ini sudah 20 titik penderita DBD yang tersebar di Kabupaten Bojonegoro. Di antaranya seperti Kecamatan Balen, Baureno, Bubulan, Bojonegoro, Sumberejo, Sukosewu, Kedungadem, Dander, Kepohbaru, dan Sugihwaras.

Sekadar diketahui, pada tahun 2015, jumlah penderita DBD sebanyak 561 orang yang tersebar di 26 Kecamatan. Sehingga dari 28 Kecamatan yang ada di Bojonegoro hanya dua kecamatan yang tidak ada penderita DBD. Dua kecamatan itu Kecamatan Sekar dan Margomulyo.

Peningkatan jumlah penderita DBD biasanya terjadi pada saat memasuki musim penghujan. Seperti pada bulan November 2015 lalu, ada 45 penderita, meningkat di Bulan Desember, 60 penderita dan Januari 2016 ada 75 penderita. "Pada puncaknya memang terjadi di januari dan akan menurun pada bulan februari," pungkasnya. (nur/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO