Musda ke VIII Gapensi Jatim, Soroti Naker Asing dan Anak Usaha BUMN

Musda ke VIII Gapensi Jatim, Soroti Naker Asing dan Anak Usaha BUMN Gus Ipul ketika membuka Musda ke VIII Gapensi Jatim. foto: rusmiyanto/ BANGSAONLINE

Kepala Disnakertransduk Jawa Timur Sukardo mencatat ada sebanyak 4.000 pekerja asing di Jawa Timur, dan 60 persennya adalah warga Cina, serta 40 persennya merupakan pekerja asing yang berasal dari Myanmar dan Thailand. Untuk lokasi penyebaran pekerja asing di Jatim, antara lain di berbagai kota industri seperti Gresik, Sidoarjo dan Surabaya.

"Dari total 4.000 pekerja asing yang telah tercatat, 45 persen bekerja di bidang industri, 55 persen lainnya kebanyakan bekerja sebagai guru, perawat dan dokter," kata dia.

Sementara, Ketua Gapensi Jatim Muhammad Amin mengatakan, dengan diberlakukannya MEA, persaingan semakin ketat. "Sebelum pemberlakuan MEA anggota Gapensi mencapai 5.500 perusahaan, namun karena ketatnya persaingan kini tinggal 4.000 perusahaan. Dengan adanya MEA pasti akan membuat persaingan lebih ketat lagi," jelas Amin.

Amin mencontohkan, pengusaha kontruksi hanya bisa mengajukan keuntungan sebesar 2 hingga 3 persen. Jika di atas itu, maka dipastikan mereka akan kalah dan tidak akan mendapatkan proyek kontruksi.

Padahal dulu, lanjut amin, mereka bisa mengajukan keuntungan hingga 7 persen. Selain itu, kondisi saat ini juga diperparah dengan banyaknya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masuk dan ikut bertarung memperebutkan lelang proyek kecil di daerah yang nilainya di bawah Rp 50 miliar melalui anak perusahaan mereka.

“Menurut saya, harusnya BUMN tidak ikut bertarung dalam pengarapan bila nilainya di bawah 50 miliar rupiah. Disebabkan untuk kategori Usaha Kecil Menengah bidang kontruksi yang ada di Jawa timur berjumlah 95 persen dari total keseluruhan. Jika yang kelas 50 miliar ke bawah diambil oleh BUMN maka dipastikan para kontraktor kecil akan mati usahanya," tegas Amin. (yan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO