BPBD Jatim Siaga Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi Jelang Nataru

BPBD Jatim Siaga Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi Jelang Nataru Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, saat memberi keterangan ke awak media. Foto: DEVI FITRI AFRIYANTI/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - BPBD Jatim meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Langkah ini menyusul prakiraan BMKG yang memprediksi hujan lebat hingga Januari 2026, terutama di wilayah selatan Jawa Timur.

Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, menyatakan bahwa kesiapsiagaan tersebut dibahas dalam rapat koordinasi yang digelar Polda Jatim bersama seluruh pemangku kepentingan.

“Pagi tadi kami mengikuti rapat koordinasi yang diselenggarakan Polda Jatim, melibatkan stakeholder terkait. Masing-masing instansi, baik perhubungan maupun BPBD, menyampaikan langkah-langkah persiapan penanganan selama masa Nataru,” ucapnya, Rabu (17/12/2025).

Salah satu langkah strategis BPBD Jatim adalah melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengurangi intensitas hujan ekstrem. OMC ini merupakan arahan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan berlangsung 5-31 Desember.

“Informasi BMKG menyebutkan potensi hujan lebat cukup tinggi, terutama di wilayah selatan Jawa Timur. Untuk itu kami melakukan OMC guna meminimalisir risiko bencana yang ditimbulkan,” kata Gatot.

Selain OMC, BPBD Jatim berkolaborasi dengan OPD terkait dalam penguatan infrastruktur pengendali bencana. Di kawasan Gunung Semeru, dilakukan pengerukan sungai, pembuatan sudetan, serta penguatan tanggul sebagai langkah mitigasi.

BPBD Jatim juga mengaktifkan seluruh posko BPBD daerah dengan dukungan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) untuk pengelolaan data kebencanaan, kesiapan personel, sarana, dan prasarana.

“Posko sementara masih berada di kantor BPBD kabupaten/kota maupun provinsi. Namun seluruh sarana prasarana, seperti logistik permakanan hingga bronjong, sudah kami siapkan dan siap digunakan sewaktu-waktu,” ucap Gatot.

Ia menambahkan, Gubernur Khofifah telah menyiapkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk penanganan bencana mendesak. Surat edaran dari Gubernur, Sekda Jatim, BNPB, serta rilis rutin BMKG juga menjadi dasar kewaspadaan bersama.

Dalam aspek edukasi dan penanganan darurat, BPBD Jatim terus bersinergi dengan TNI, Polri, relawan, serta BPBD kabupaten/kota. Gatot mencontohkan penanganan erupsi Gunung Semeru yang berhasil tanpa korban jiwa berkat koordinasi dan edukasi masyarakat.

“Pada erupsi Semeru lalu, TNI, Polri, relawan, dan BPBD memberikan arahan jelas kepada masyarakat terkait evakuasi dan kesiapsiagaan. Alhamdulillah hingga akhir erupsi tidak ada korban jiwa,” tuturnya.

Menghadapi libur Nataru, BPBD Jatim mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan, khususnya di wilayah selatan Jawa Timur mulai Pacitan hingga Banyuwangi yang berpotensi mengalami gelombang ekstrem dan hujan intensitas tinggi.

“Kami mengimbau masyarakat yang berlibur agar menyiapkan perlengkapan seperti jaket, jas hujan, dan sepatu boot. Saat hujan, hindari berteduh di bawah pohon rindang, papan reklame, rambu-rambu, atau bangunan yang memiliki pot dan hiasan di bagian atas,” paparnya.

Selain itu, masyarakat diminta menjaga kelancaran aliran air di irigasi, sungai, dan selokan dengan tidak membuang sampah sembarangan serta rutin membersihkan saluran air untuk mengurangi risiko banjir. (dev/mar)