Lepas 55 Transmigran Jatim, Gubernur Khofifah Dorong Transformasi 5T untuk Pembangunan Berkelanjutan

Lepas 55 Transmigran Jatim, Gubernur Khofifah Dorong Transformasi 5T untuk Pembangunan Berkelanjutan Gubernur Khofifah saat melepas keberangkatan 55 transmigran asal Jawa Timur menuju 3 daerah tujuan.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah melepas keberangkatan 55 transmigran asal Jawa Timur menuju 3 daerah tujuan transmigrasi, yakni SP Taramanu Tua Kabupaten Polewali Mandar (Sulawesi Barat), SP Lagading Kabupaten Sidenreng Rappang (Sulawesi Selatan), serta Waleh SP.3 Kabupaten Halmahera Tengah (Maluku Utara).

Pelepasan yang berlangsung di Halaman Kantor Gubernur Jawa Timur, Selasa (16/12/2025), dilakukan bersama Sekdaprov Jatim, Adhy Karyono, dan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim, Sigit Priyanto. Suasana penuh semangat dan harapan mewarnai keberangkatan para transmigran.

Keberangkatan tahun ini terasa istimewa karena sejalan dengan transformasi kebijakan transmigrasi nasional melalui pendekatan 5T yang digagas Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara. Lima pendekatan tersebut meliputi Trans Tuntas, Translok (Transmigrasi Lokal), Trans Karya Nusantara (TKN), Trans Patriot, dan Trans Gotong Royong.

Khofifah menegaskan, Jawa Timur menyambut antusias transformasi transmigrasi berbasis 5T. Menurut dia, transmigrasi kini bukan sekadar perpindahan penduduk, melainkan instrumen pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, dan sosial yang berkelanjutan.

“Transformasi ini memberikan harapan baru bahwa transmigrasi tidak hanya soal perpindahan penduduk, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, dan sosial yang berkelanjutan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Translok memberdayakan masyarakat setempat sebagai tuan rumah pembangunan kawasan transmigrasi, sementara Trans Karya Nusantara menciptakan lapangan kerja bagi pendatang. 

Trans Patriot difokuskan pada penguatan SDM unggul melalui beasiswa pendidikan, sedangkan Trans Gotong Royong menekankan kolaborasi lintas kementerian, pemerintah daerah, dan sektor swasta.

“Transformasi transmigrasi melalui pola 5T ini sangat ideal karena satu sama lain saling melengkapi. Program transmigrasi hingga saat ini masih sangat relevan sebagai salah satu pendekatan strategis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat,” kata Khofifah.

Ia menambahkan, transmigrasi berperan penting dalam pemerataan pembangunan nasional, menekan angka pengangguran dan kemiskinan, sekaligus mereduksi tekanan demografis di Pulau Jawa.

“Keberangkatan saudara hari ini adalah langkah berani untuk menjemput masa depan di tanah baru. Lahan yang menanti bukan sekadar ruang fisik, melainkan lembaran baru kehidupan yang akan dibangun dengan kerja keras, ketekunan, dan doa,” imbuhnya.

Khofifah juga berpesan agar transmigran membawa nilai-nilai luhur Jawa Timur seperti kerja keras, solidaritas, dan kebersamaan. Ia mendoakan anak-anak transmigran agar tetap bersemangat menempuh pendidikan di daerah tujuan.

“Jangan pernah ragu bermimpi. Siapa pun bisa sukses dari mana pun, termasuk dari daerah transmigrasi,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim menyebut transmigrasi masih menjadi program prioritas strategis pembangunan nasional. Animo masyarakat Jawa Timur terhadap program ini sangat tinggi, dengan jumlah pendaftar selalu melampaui kuota.

“Masyarakat masih menaruh harapan besar pada transmigrasi sebagai jalan menuju kehidupan yang lebih baik,” tuturnya.

Sigit menjelaskan, Trans Karya Nusa merupakan pola penciptaan lapangan kerja bagi pendatang, dengan alokasi 16 kepala keluarga asal Jatim tahun 2025. Selain itu, tiga keluarga juga mengikuti pelatihan Komponen Cadangan (Komcad) di Bandung untuk memperkuat SDM kawasan transmigrasi.

Salah satu peserta, Suhartini (44) asal Bojonegoro, mengaku mengikuti program ini demi meningkatkan taraf hidup keluarganya.

“Prosesnya mudah dan tanpa biaya. Harapan kami setelah mengikuti program ini bisa sukses dan membuktikan kepada keluarga bahwa kami mampu,” akunya. (dev/mar)