Kasus Permen Rainbow, KH Hasyim Muzadi: Penistaan Allah Ini Mirip Jelang G-30-S/PKI

Kasus Permen Rainbow, KH Hasyim Muzadi: Penistaan Allah Ini Mirip Jelang G-30-S/PKI KH Ahmad Hasyim Muzadi. Foto: merdeka.com

Mantan ketua umum PBNU dua periode itu minta agar semua pihak menahan diri dan tidak memancing-mancing kekisruhan sosial yang sudah kondusif, termasuk perusahaan.

Senada dengan Kiai Hasyim Muzadi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur KH Abdussomad Bukhori mengatakan bahwa penistaan terhadap Allah ini mirip dengan peristiwa menjelang meletusnya peristiwa G-3-S/PKI.

“Dulu PKI juga memancing-mancing kemarahanan umat Islam dengan cara menistakan Allah. Misalnya mereka mementaskan ludruk dengan lakon Matine Gusti Allah, Allah Mantu Malaikat,” kata Kiai Abdussomad Bukhori kepada BANGSAONLINE.com.

Karena itu ia minta para aparat penegak hukum bersikap tegas sebelum muncul letusan kemarahan umat Islam. Ia juga mengingatkan agar dalam kasus penodaan agama ini jangan sampai dimanfaatkan untuk kepentingan sesaat dan pribadi. ”Soalnya ada yang datang kepada saya minta jadi fasilitator, ya kayak makelar kasus,” katanya.

(Baca juga: Menista Allah, Ketua MUI Jatim Minta Aparat Tindak Tegas Permen Rainbow "Yaowo")

Menurut dia, kalau menyangkut aqidah jangan sampai ada tawar menawar. ”Karena kita, umat Islam ini terlalu sering jadi objek sasaran pelecehan dan penistaan,” katanya sembari minta agar para pemimpin Islam tidak mengobral rasa maaf.

”Karena nanti berbuat lagi, lalu minta maaf lagi. Kan tak pernah selesai,” katanya. “Proses saja secara hukum, kan sudah ada UU penistaan agama,” katanya.

Seperti diberitakan, PT UPA tidak hanya mempermainkan kata Ya Allah jadi Yaowo tapi juga memplesetkan lafadz-lafadz jalalah yang lain. Wakil Seketaris PWNU Jatim Moch Hasan Ubaidilah mengungkapkan bahwa permen Rainbow juga mempermainkan istighfar dan sebagainya. "Sebenarnya dari kata-kata di permen tersebut banyak bukan hanya Yaowo, tapi ada juga SWT arti gaulnya (So What), Astajim berarti Astaghfirullah. Dan sudah beredar lama. Dan baru-baru saja menjadi kritikan sejak adanya produk lain yang juga bertuliskan lafadz Al-Quran atau tulisan suci yang terekspos media massa," ujarnya. (ma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO