Di Depan Ribuan Massa Istighatsah Prof Kiai Asep Singgung Perjuangan Ikhlas Tanpa Balasan

Di Depan Ribuan Massa Istighatsah Prof Kiai Asep Singgung Perjuangan Ikhlas Tanpa Balasan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dalam acara Istighatsah, Tahlil dan Doa Bersama di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Rabu (3/9/2025). Foto: MMA/bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, menegaskan pentingnya berjuang secara ikhlas tanpa berharap mendapatkan balasan apapun, termasuk uang.  

“Berjuang itu harus ikhlas dan berani berkorban. Jangan berjuang tapi berharap balasan atau minta uang,” tegas Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA disela-sela acara Istighatsah, Tahlil dan Doa Bersama di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Rabu (3/9/2025).

Karena itu Kiai Asep menggelar acara istighatsah yang dihadiri ribuan masyarakat, termasuk para driver ojek online (ojol), tak minta sumbangan kepada siapapun.  

“Jadi semua acara istighatsah ini saya biayai sendiri. Saya tidak minta sumbangan kepada siapapun, termasuk kepada Pemprov Jatim,” tegas kiai miliarder tapi dermawan itu.

Dalam acara istightsah itu Kiai Asep juga menyinggung tentang kondisi bangsa Indonesia yang dianggap masih belum merdeka sepenuhnya.

“Kita ini masih dijajah orang asing dan dijajah oleh bangsa sendiri,” tegasnya.

Putra pahlawan nasional KH Abdul Chalim itu mencontohkan tambang yang dikuasai segelintir orang. “Tambang-tambang tidak dikelola dengan baik dan dikuasai segelintir orang,” tegas Kiai Asep di depan ribuan massa peserta istighatsah yang hadir dari berbagai daerah.

"Para koruptor itu juga penjajah bangsa Indonesia," ujarnya kemudian.  

Kiai Asep juga menyinggung tentang provokator yang disebut-sebut telah memicu kerusuhan dan pembakaran sejumlah aset negara di berbagai daerah. Termasuk Gedung Negara Grahadi yang juga dibakar.

Begitu juga dua kantor DPRD Kota dan kantor DPRD Kabupaten Kediri juga dibakar orang-orang tak bertanggungjawab.

Karena itu Kiai Asep kemudian membaca hizib nashar yang diamini ribuan massa yang hadir. Tujuannya agar para provakator dan orang-orang yang berada di belakang provokator itu dihentikan langsung oleh Allah SWT.

"Negara jangan kalah dengan provokator," tegasnya.

Menurut Kiai Asep, istighatsah dan doa bersama sangat penting dalam situasi tak menentu seperti sekarang. Tujuannya minta pertolongan kepada Allah SWT agar para pemimpin bisa mengatasi berbagai persoalan bangsa.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE, Kiai Asep kembali mengundang ratusan driver ojek online (ojol) ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya, Rabu (3/9/2025). Kali ini ratusan driver ojol itu berbaur dengan ribuan massa dan santri peserta shalat ghaib dan istighatsah yang memenuhi halaman SMA Unggulan Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya.

Pautauan BANGSAONLINE, massa yang datang dari berbagai daerah itu meluap hingga ke halaman kantor JKSN dan jalan raya Siwalankerto Utara.

Begitu juga para driver ojek online. Banyak yang terpaksa mencari tempat lesehan di jalan raya karena di halaman SMA sudah penuh sesak.

Acara itu dimulai sekitar pukul 7.00 WIB dan baru berakhir pada pukul 11.00 WIB. Kiai Asep mengajak massa yang membludak itu shalat ghaib untuk para korban kerusuhan demo di berbagai daerah. Dari informasi yang beredar sebanyak 7 orang korban meninggal dalam demo rusuh di berbagai daerah.

“Terutama untuk Affan Kurniawan,” tegas Kiai Asep di depan ribuan massa yang siap-siap mengikuti shalat ghaib.

Affan Kurniawan adalah driver ojek online yang meninggal dunia karena dilindas mobil rantis Barakuda polisi saat aksi unjuk rasa di Jakarta.

Usai shalat ghaib Kiai Asep memimpin istighatsah yang diikuti ribuan massa yang hadir. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu juga membaca hizb nashar yang ditujukan kepada para provokator yang sengaja memancing kerusuhan dalam aksi demo.

“Termasuk orang-orang yang berada di belakang para provokator itu,” tegas Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Kiai Asep mendoakan para pemimpin Indonesia, mulai dari presiden, gubernur dan bupati serta walikota seluruh Indonesia. “Semoga mereka bisa memimpin dengan adil dan bijak serta mampu menyejahterakan masyarakat,” kata Kiai Asep.

Kiai Asep mengaku menyiapkan 5.000 nasi kotak untuk konsumsi massa yang hadir. Ia juga memberikan souvenir berupa sarung kepada semua orang yang hadir. Selain itu mereka juga mendapat uang transport Rp 100 ribu perorang.

“Semua itu uang saya pribadi,” tegas putra pahlawan nasional KH Abdul Chalim itu.

Kiai Asep tidak hanya sekali dua kali menggelar istighatsah dan doa bersama untuk keselamatan dan kedamaian bangsa Indonesia. Tapi semuanya dibiayai dari uang pribadi.

“Ada buku berjudul Kiai Milarder Tapi Dermawan. Itu saya,” kata Kiai Asep yang langsung mendapat tepuk tangan riuh ribuan massa.

Karena itu semua acara istighatsah yang ia gelar selalu dibiayai dari uang pribadi. Termasuk istightsah di Pendopo Kabupaten Mojokerto.

“Haram minum air segelas pun dari uang Pemkab Mojokerto,” tegas Kiai Asep yang juga Ketua Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN).

Bupati Mojokerto Dr Muhammad Albarra (Gus Bara) adalah putra sulung Kiai Asep. Tapi ia tak mau acara istighatsah yang digelar di pendopo Kabupaten Mojokerto didanai dari APBD kabupaten Mojokerto.

Acara istighatsah di Amanatul Ummah Surabaya berjalan tertib dan nyaman. Bahkan banyak yang mengaku senang diundang Kiai Asep. “Ya alhamdulillah. Terimakasih Pak Yai Asep,” kata beberapa orang yang hadir dalam acara istighatsah tersebut.

Lebih-lebih para driver ojol. Bahkan banyak driver ojol tak diundang juga datang.

“Banyak driver ojol yang tidak terdata tapi datang,” kata Muhammad Ghofirin, sekretaris umum JKSN yang jadi pembaw acara dalam acara tersebut.