Didampingi Nyai Alif Fadhilah, Penghargaan Maha Putra Nararya Kiai Asep Lewat Jalan Tol

Didampingi Nyai Alif Fadhilah, Penghargaan Maha Putra Nararya Kiai Asep Lewat Jalan Tol Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA bersama istri tercintanya, Nyai Hj Alif Fadhilah di Istana Negara Jakarta, Senin (25/8/2025). Foto: BANGSAONLINE

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Ternyata ada cerita menarik di balik penghargaan Maha Putra Nararya yang dianugrahkan kepada Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta, Senin (25/8/2025). Sejumlah sumber BANGSAONLINE menyebutkan bahwa penghargaan Maha Putra Nararya yang diberikan kepada Kiai Asep Saifuddin Chalim tidak melalui proses seperti umumnya.

“Ini lewat jalan tol. Langsung Istana,” kata sumber BANGSAONLINE seusai acara penganugrahan penghargaan kepada para tokoh oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara.

BANGSAONLINE mengonfirmasi kepada Prof Dr Agus Mulyana, salah seorang anggota Dewan Gelar. Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung itu membenarkan. Menurut dia, Dewan Gelar tak pernah membahas nama Kiai Asep.

“Nama Pak Yai Asep memang tak ada dalam pembahasan Dewan Gelar,” tutur Prof Agus Mulyana kepada BANGSAONLINE, Senin (25/8/2025).

Prof Agus Mulyana menjelaskan, jika Kiai Asep sekarang mendapat penghargaan Maha Putra Nararya berarti itu langsung dari presiden.

Menurut dia, penganugrahan Maha Putra Nararya itu bisa diusulkan oleh instansi tapi juga bisa langsung oleh presiden. Nama tokoh yang diusulkan lewat instansi biasanya dibahas lebih dulu di Dewan Gelar. Untuk Kiai Asep seharusnya diusulkan oleh Kementerian Agama atau Kementerian Pendidikan Nasional.

“Tapi tak ada data di Dewan Gelar. Kami belum pernah membahas nama Pak Kiai,” tutur Prof Agus Mulyana sembari mengatakan bahwa ia membahas nama-nama tokoh yang lain.

Menurut dia, presiden punya wewenang penuh untuk menganugrahkan penghargaan kepada tokoh nasoinal yang berprestasi dan berjasa bagi negara dan bangsa Indonesia sesusai perjuangan, keahlian dan dedikasinya.

“Karena itu ada nama yang sudah dibahas di Dewa Gelar tapi tak muncul di presiden. Tapi ada nama yang tak dibahas di Dewan Gelar justru muncul di presiden. Tapi umumnya nama dibahas di Dewan Gelar lalu diumumkan oleh presiden,” katanya.

Sementara Kiai Asep merespons positif atas penghargaan yang diberikan oleh Presiden Prabowo. Menurut dia, ini adalah ketentuan dari Allah SWT.

“Ini sudah ketentuan Allah SWT. Ini sama dengan abah saya. Dulu abah saya malah dihadang tapi presiden menetapkan sebagai pahlawan nasional,” kata Kiai Asep Saifuddin kepada BANGSAONLINE.

Abah Kiai Asep adalah KH Abdul Chalim yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 10 November 2023.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur mendapat anugerah penghargaan Maha Putra Nararya dari Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta, Senin (25/8/2025).

Penghargaan itu dianugerahkan Presiden kepada Kiai Asep Saifuddin Chalim atas jasa luar biasa dalam pendidikan keagamaan melalui kepemimpinan Pesantren Amanatul Ummah.

Pantauan BANGSAONLINE di Istana Negara sekitar pukul 12. 25 WIB, Kiai Asep saat menerima penghargaan itu didampingi istri tercintanya, Nyai Hajjah Alif Fadhilah.

Selain Nyai Alif Fadhilah tampak Dr KH Afif Zamroni, menantu Kiai Asep yang kini Staf Khusus Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Terringgal.

Juga tampak Ning Shofia Hanak yang juga menantu Kiai Asep. Ning Hanak adalah istri Dr H Muhammad Albarra (Gus Bara), putra sulung Kiai Asep yang kini menjabat Bupati Mojokerto.

Dalam rombongan Kiai Asep juga tampak Mochammad Fachruddin, wakil Ketua PAN Jatim, Muhammad Ghofirin, Sekjen OPOP (One Pesantren One Peoduct) dan JKSN (Jaringan Kiai Santri Nasional) serta Syarief Hassan, pengusaha, dan M. Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE

Yang menarik Kiai Asep merupakan satu-satunya tokoh atau ulama yang mendapat penghargaan Maha Putra atas jasa besarnya dalam pendidikan keagamaan pesantren.

Tokoh-tokoh lain mendapat penghargaan Maha Putra lebih banyak terkait dengan jabatan mereka masing-masing terutama para menteri.

Penghargaan Maha Putra ini merupakan pengakuan pemerintah atas prestasi Kiai Asep dalam memimpin dan mengelola pondok pesantren. Karena itu putra pahlawan nasional KH Abdul Chalim itu bersyukur atas pengahargaan yang dianugrahkan presiden tersebut.

Kiai Asep memang sangat layak mendapat penghargaan dan pengakuan pemerintah atas prestasinya dalam mengelola sekaligus memajukan pendidikan pondok pesantren.

Karena Pondok Pesantren yang didirikan Kiai Asep pada 2006 itu memang banyak melahirkan santri berprestasi. Bahkan pada tahun ajaran 2024-2025 ini sebanyak 1.258 santri Amanatul Ummah diterima di perguruan tinggi negeri dan luar negeri. Seperti di ITB, Unair, UI, ITS, UIN, IPB, UB, Unesa dan perguruan tinggi negeri lainnya.

Santri Amanatul Ummah juga banyak diterima di perguruan tinggi luar negeri seperti Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jerman Rusia, Maroko, Mesir, Malyasia, Tunisia dan negara-negara lainnya.

"Sebanyak 65 anak diterima di Kedokteran. Termasuk Kedokteran Unhan," kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE sembari mengatakan bahwa santri Amanatul Ummah yang diterima di Unhan sebanyak 10 orang.

"Enam diantaranya di Kedokteran," tutur Kiai Asep.

Kini Kiai Asep membidik Akmil dan Akpol. Sebanyak 108 santri Amanatul Ummah dididik secara khusus untuk masuk Akmil dan Akpol.

"Saya targetkan 40 santri diterima di Akmil dan Akpol sehingga mereka bisa jadi calon jenderal baik jenderal TNI angkatan darat, laut, udara atau polisi. Sekarang sudah 12 santri Amanatul Ummah yang diterima di Akmil dan Akpol," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

"Untuk Kedokteran saya targetkan 100 anak Amanatul Ummah lolos," tambah kiai miliardertapi dermawan itu.