Ketahanan Pangan dan Teknologi Alternatif, Jadi Penilaian Eco Campus ke depan

Ketahanan Pangan dan Teknologi Alternatif, Jadi Penilaian Eco Campus ke depan Program eco campus di ITS Surabaya

Kini, masalah lingkungan hidup tidak selalu tentang tanaman, kualitas air dan udara. Banyaknya jurusan di lingkungan universitas diharapkan juga menjadi aspek pendukung dalam penentuan standart lingkungan kedepannya. “Jika di jurusan aristektur, mahasiswa mampu membuat bangunan ramah lingkungan. Jika di jurusan teknik mesin, mahasiswa diharapkan mampu menciptakan mesin ramah lingkungan,” imbuhnya.

Jika penilaian Eco Campus tahun ini masih sekitar kebersihan lingkungan, cara kampus mengurangi sampah, hingga pengolahan sampah menjadi pupuk kompos. Maka, Eco Campus ke depan diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan, dan energi terbarukan.

“Beberapa kampus mungkin ada yang telah bermitra dengan masyarakat sekitar terkait ketahanan pangan, seperti pelatihan menanam dengan teknik hidroponik. Selain itu, Eco Campus kedepan juga diharapkan mampu menemukan teknologi energi alternatif,” imbuh Musdiq.

BLH Kota Surabaya juga mengadakan kerjasama dengan beberapa stakeholder partisipan Eco Campus dalam usaha pelestarian lingkungan. Baik sebagai narasumber di acara Adiwiyata, diskusi lingkungan, hingga penelitian lingkungan. “Jadi, para partisipan eco campus, tak hanya berhenti di sana. Mereka kami ajak dalam setiap kegiatan BLH, mulai dari menjadi narasumber, hingga melakukan penelitian,” imbuh Musdiq.

Musdiq juga berharap, kedepan partisipan Eco Campus mampu bertambah tiap tahunnya. Ia merasa, beberapa kampus telah memenuhi kriteria dalam penilian Eco Campus, namun tidak kunjung mendaftar. Acara yang digelar setiap bulan Maret ini, diharapkan mampu melahirkan kampus-kampus penemu teknologi baru, khususnya di bidang lingkungan hidup. (yul/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO