
KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com -Saiful Anwar (50), seorang perajin pisau di Kelurahan Rejomulyo, kebanjiran pesanan menjelang Idul Adha tahun ini. Pisau-pisau buatannya yang diproduksi di bawah merek 'Sumber Rejeki', menjadi incaran para pelanggan, terutama untuk keperluan penyembelihan hewan kurban.
Lonjakan pesanan tidak hanya terjadi saat Idul Adha, tetapi sudah berlangsung dalam 3 bulan terakhir, meningkat hingga 300 persen dibandingkan hari-hari biasa.
“Biasanya saya hanya terima satu pesanan per hari, sekarang bisa sampai tiga. Bahkan sejak sebulan lalu, saya terpaksa menolak pesanan karena nggak sanggup lagi,” kata Saiful saat dikonfirmasi, Rabu (4/6/2025).
Pesanan pisau buatan Saiful tidak hanya datang dari Kediri, tetapi juga dari berbagai daerah seperti Surabaya, Cilacap, Bogor, Salatiga, hingga Kalimantan dan Palembang. Pelanggan bisa datang langsung ke bengkelnya atau memesan secara daring.
Saiful memproduksi beragam jenis pisau, mulai dari pisau potong, iris, cincang, sayat, hingga pisau dapur. Harga pisau buatannya berkisar antara Rp70 ribu hingga Rp4,5 juta, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.
“Harga tergantung jenisnya, yang paling mahal pernah saya jual Rp4,5 juta. Tapi sekarang saya sudah nggak buka pesanan lagi, nanti bisa nggak kepegang,” akunya.
Ia mengerjakan seluruh proses pembuatan pisau sendiri, mulai dari memilih bahan, menempa, hingga finishing. Demi menjaga kualitas, ia bahkan terpaksa menolak 15 pesanan.
Keahlian menempa besi menjadi pisau bukanlah sesuatu yang didapat secara instan. Seni ini telah diwariskan turun-temurun dari kakek buyut hingga ayahnya. Namun, Saiful terus mengembangkan keterampilannya dengan bergabung dalam komunitas Indonesian Blades.
“Saya mulai serius geluti ini sejak lebih dari 10 tahun lalu. Ilmu dari keluarga saya kembangkan lagi lewat teman-teman komunitas. Banyak hal baru yang saya pelajari dari mereka,” ujarnya.
Menariknya, bahan baku pisau yang digunakan Saiful berasal dari barang-barang bekas seperti per mobil dan piringan mesin pemotong batu atau kayu. Barang yang bagi sebagian orang tidak bernilai, justru menjadi alat potong berkualitas tinggi di tangannya.
“Bahan saya cari di pasar loak, kadang juga beli dari online. Yang penting bajanya bagus dan tahan lama,” pungkasnnya. (uji/mar)