Diduga Korban Pembunuhan, Kuburan 16 Hari di Bojonegoro Dibongkar Polisi

Diduga Korban Pembunuhan, Kuburan 16 Hari di Bojonegoro Dibongkar Polisi BONGKAR. Polisi saat membongkar makam Ramtam warga RT 2 RW 2, Dusun Tegaron, Desa Gamongan, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro. Foto: Eky Nurhadi/BANGSAONLINE

BOJONEGORO, BANGSAONLINE,com - Makam Ramtam (59) warga RT 2 RW 2, Dusun Tegaron, Desa Gamongan, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro terpaksa dibongkar anggota kepolisian. Pembongkaran yang dilakukan oleh anggota tim identifikasi, anggota Reskrim, warga sekitar dan sejumlah dokter RSUD Bojonegoro itu untuk melakukan autopsi terhadap jasad korban.

Sebab, kematian korban pada Sabtu 31 Mei lalu dinilai janggal oleh keluarga korban. Sehingga salah satu keluarga korban melaporkan ke Mapolsek Tambakrejo. Akhirnya, jasad korban yang sudah dikubur selama 16 hari itu terpaksa dibongkar polisi pada, Selasa pukul 11.00 WIB.

"Pembongkaran jasad korban untuk memastikan laporan keluarganya yang janggal dengan kematian Ramtam," ujar Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Jeni Al Jauza di lokasi makam korban.

Setelah berhasil dibongkar dan dikeluarkan dari liang lahat, jasad korban kemudian dilakukan autopsi oleh tim identifikasi dan dokter RSUD. Berdasarkan laporan keluarganya kepada polisi, di leher korban diketahui ada bekas mirip jeratan bekas . Sehingga seluruh keluarganya berkenan jasad korban untuk diautopsi. Keluarga menduga kematian korban dibunuh oleh keluarganya sendiri.

"Saat memandikan jenazah korban, keluarganya mengetahui ada bekas memar bekas jeratan di leher korban. Keluarganya menduga Ramtam adalah korban , tetapi kami belum bisa memastikan. Masih kita lakukan penyelidikan dan mengumpulkan saksi-saksi," ujarnya.

Awalnya, pembongkaran dilakukan sekitar pukul 07.00 WIB. Namun, tim polisi dan pihak RSUD Sosodoro Djatikusumo datang sekitar pukul 11.00. Sebelum membongkar, tim dibantu warga berdoa di dekat makam Ramtam.

Sementara itu ratusan warga Dusun Tengaron sejak pagi sudah memenuhi makam Islam Dusun Tengaron, tempat jenazah Ramtam dikebumikan. Mereka ingin melihat pembongkaran dan autopsi yang dilakukan dokter dari RSUD Sosodoro Djatikusumo. Tidak mau kegiatan pembongkaran dan autopsi terganggu, polisi memberi garis polisi berdiameter sekitar 10 meter dari makam Ramtam.

Ketika diwawancarai BANGSAONLINE.com, adik kandung keempat korban, Ramini mengaku, melaporkan beberapa orang yang tinggal satu rumah dengan Ramtam, yakni, istri Ramtam, Saminah (55), Ramiti (25), dan Hariyanto (menantu Ramtam).

Ramini lah yang pertama kali mencurigai kematian Ramtam tidak wajar. Sebab, ketika memandikan jenazah Ramtam, ia melihat bekas jeratan di leher. Bekas jeratannya selebar tali tampar, panjang bekas itu setengah leher.

“Warnanya membiru dan gosong. Waktu itu, dalam hati saya bertanya-tanya. Kemudian, saya bicarakan dengan adik dan kakak saya,” ujar Ramini yang ikut datang saat pembongkaran makam itu.

Ramini bersama Sunardi, dan Supri (suami Ramini) akhirnya melaporkan kejanggalan kematian Ramtam kepada Kepala Desa Gamongan, Priyanto. Priyanto kemudian menyarankan pelapor supaya melapor kepada polisi karena dirinya mengaku terkejut saat dilapori oleh Ramini. Priyanto juga mengatakan bahwa saat kematian, Ramtam dilaporkan oleh Istrinya meninggal karena sakit perut.

“Saya cuma ingin tahu, apakah kakak saya itu meninggal karena bunuh diri atau tidak. Kalau bunuh diri, itu kan kemauan dia, tapi kalau dibunuh, keluarga kami minta pembunuhnya dihukum seberat-beratnya,” kata Ramini. (nur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Orang Tua Bripda Randy Bagus Minta Maaf, Penyebab Mahasiswi di Mojokerto Bunuh Diri Terungkap':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO