MALANG, BANGSAONLINE.com – Kerusuhan suporter saat pertandingan antara Arema FC vs Persebaya yang mengakibatkan 153 orang meninggal dunia, menjadi tragedi terburuk kedua dalam kasus paling mematikan suporter di dunia. Ini tentu jadi catatan sejarah kelam bagi Indonesia.
Tragedi suporter pertama paling mematikan terjadi dalam pertandingan Peru vs Argentina tahun 1964 di Estadion Nacional Peru.
BACA JUGA:
- Wakil Komisi X DPR RI Berharap Renovasi Stadion Kanjuruhan Rampung Akhir Tahun ini
- Sempat Unggul Lebih Dulu, Persebaya Keok dari Borneo FC Usai Kebobolan 2 Gol di Injury Time
- Hasil Liga 1, Persebaya Vs Persis: Bajol Ijo Kembali Puasa Kemenangan, Ditahan Imbang 1-1
- BRI Liga 1 Putaran 2 Presebaya Vs Persis Solo: Prediksi Pertandingan dan Susunan Pemain
Dilansir Okezone.com, Peru vs Argentina adalah Kualifikasi Kedua Olimpiade Tokyo 1964. Semula pertandingan itu berjalan lancar. Kericuhan terjadi usai wasit menganulir gol Timnas Peru.
Laporan Priceonomics, Minggu (2/10/2022), menyebutkan bahwa perstiwa itu berawal dari seorang penonton masuk ke lapangan. Ia memukul wasit. Pihak keamanan pun turun. Ia mengamankan pria tersebut.
Namun pihak keamanan itu tak hanya turun menangkap. Tapi secara brutal menghajar pria tersebut. Karuan saja penonton tersulut emosinya. Mereka pun ramai-ramai turun ke lapangan.
Perkelahian massal tak bisa dihindarkan. Korban meninggal berjatuhan. Tercatat 328 orang tewas dalam insiden tersebut akibat sesak napas atau pendarahan internal.