Ulama Bersatu, Indonesia Kuat, IHM Gelar Dai Aswaja Bela Negara di Yogyakarta
Wartawan: Tim
Rabu, 08 November 2017 14:10 WIB
YOGYAKARTA, BANGSAONLINE.com – Ketua Forum Rektor Indonesia Prof. Dr. Rahmat Wahab mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia mengalami beragam krisis dan cobaan. Tapi, kata dia, karena ulama bersatu maka bangsa Indonesia menjadi kuat.
"Kita tahu ulama menjadi panutan umat dan masyarakat. Kalau kita kompak, maka kita akan kuat. Sama halnya dengan ekonomi mikro kuat maka pada ekonomi makro tidak akan goyah. Bahkan, bisa mengentaskan yang ada di lingkungannya," ujar Prof Rahmat Wahab dalam acara Lokakarya Da'i Aswaja Bela Negara yang digelar Institut Hasyim Muzadi (IHM) bekerjasama dengan Kemenhan di Hotel Garden Hotel, Sleman, Yogjakarta, Rabu (8/11).
BACA JUGA:
Hadiri Halaqah Pesantren Al-Hikam, Ketua Wantimpres Bersyukur Dekat Kiai Hasyim Muzadi
Ngaku Kiai Lasem, Nuduh Gus Dur Syiah, Ini Jawaban Penulis Ensiklopedi Gus Dur
Kiai Malik Madani: Dulu Saya Usulkan AHWA untuk Hadang Politisi Busuk, Tapi...
Haul ke-4, Empat Hikmah Tarbawi Abah Hasyim Muzadi
Rahmat Wahab yang juga DewanPakar IHM ini mengungkapkan jejak almarhum KH A. Hasyim Muzadi dalam kebangsaan, keumatan masih bisa dilihat. Dan ini bisa dilihat dalam IHM yang mengumpulkan para kiai dalam upaya menyelamatkan NU, umat dan NKRI. Ia menegaskan bahwa pikiran besar itu harus bergerak bersama secara kolektif intelegens.
"Kalau pemikiran
besar dalam menyampaikan Islam Rahmatan Lil Alamin, kita bisa sebagai pendobrak
bagi bangsa yang lain. Dengan pendidikan yang baik dan kuat, pasti kita akan
menjadi negara yang mampu menghasilkan produk sendiri. Kita akan memiliki
kemandirian dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain," jelasnya.
Sementara KH Dr.Shofiyullah Muzammil mengungkapkan bahwa negara dalam kondisi
darurat. Ini menunjukkan adanya ancaman dari tiga aspek internal, eksternal dan
teritorial atau global.
"Ancaman yang tak kalah dahsyat dan ganas merongrong keutuhan dari dalam. Kalau tidak segera diatasi maka imunitas kebangsaan menjadi rapuh. Akibatnya, ancaman eksternal mengancam kedaulatan. Contohnya darurat narkoba yang menyasar generasi muda, korupsi yang menyasar pada eksekutif, legislatif dan yudikatif," terang Komisi Fatwa MUI DIY ini.
Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Sleman ini mengungkapkan bahwa munculnya radikalisme sebagai wujud tidak efektifnya dan kelemahan dakwah. Untuk itu, lanjutnya, perlu sosialisasi nilai Aswaja di masyarakat.