Netizen China di Indonesia Marah, Presiden Jinping Disamakan Winnie the Pooh

Netizen China di Indonesia Marah, Presiden Jinping Disamakan Winnie the Pooh Inilah foto lukisan "Xi's going on a bear hunt" by Badiucao Credit: Badiucao/CNN

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Ternyata bukan hanya pejabat Tiongkok yang marah besar. Netizen etnis China atau netizen pro China di Indonesia juga marah terhdap Badiucao, seniman yang menyamakan Xi Jinping dengan .

“budi ucao bagaimana jika saya gambar ayah anda dengan pose provokatif??? jangan seenaknya jadi orang,” tulis huo yen jia.

Itu kan menurutmu cnbc….disneyland china juga ada winnie….biasa aja,” tulis Bacabeb, netizen yang lain.

Sedang THREE EYES menulis begini: Xi Jin Ping begitu mulia, mengangkat jutaan masyarakat miskin. Ini namanya Amal nyata,”.

Selama ini netizen etnis China atau netizen pro China sangat aktif memberikan komentar, terutama terkait masalah negara China dan agama. Namun mayoritas pakai anonim. Bahkan kadang mereka memakai nama samaran Jawa dan Arab.

Seperti diberitakan CNBC, Budiucao, seniman kelahiran Shanghai, menggelar pameran seni provokatif terhadap pemerintahan Presiden China Xi Jinping. Hal ini sontak membuat marah para pejabat China.

Namun bagi seniman pembangkang, yang telah tinggal di pengasingan di Australia sejak 2009, pertengkaran dan kemarahan dari pihak China tidak terlalu mengejutkan baginya.

"Hampir tidak mungkin (untuk) menghindari menyinggung pemerintah China akhir-akhir ini," katanya, dikutip dari CNN International, Minggu (14/11/2021).

“Apa pun bisa menjadi sensitif; apa pun bisa menjadi masalah."

Pameran seni itu digelar di sebuah museum di Brescia, Italia utara. Terlihat gambar Presiden Xi Jinping berdampingan dengan karakter fiksi . Gambar ini sendiri telah disensor secara luas di media sosial China.

Sebagaimana diketahui, Winnie The Pooh dianggap mirip dengan Xi Jinping. Karakter yang diciptakan oleh penulis Inggris Alan Alexander Milne dan illustrator Ernest Howard Shepard digambarkan sebagai teddy bear (beruang madu) yang cerdik namun lamban dan mudah terdistraksi ketika melihat madu, makanan kesukaannya.

Ada juga gambar penghormatan kepada pelapor Wuhan, Li Wenliang dan penggambaran polisi anti huru hara yang mengejar seorang pengunjuk rasa; poster tiruan untuk Olimpiade Musim Dingin yang akan datang menunjukkan seorang pemain snowboard meluncur melintasi kamera CCTV; serta seorang biathlete mengarahkan senapan ke arah seorang tahanan Uighur yang matanya ditutup.

Karya-karya baru Badiucao yang provokatif akan diumumkan ke publik pada Sabtu (13/11/2021), meskipun ada protes dari diplomat China.

Dalam sebuah surat kepada Wali Kota Brescia, kedutaan negara itu di Roma mengatakan karya seni itu "penuh dengan kebohongan anti-Cina," dan itu "memutarbalikkan fakta, menyebarkan informasi palsu, menyesatkan pemahaman orang-orang Italia dan secara serius melukai perasaan orang-orang Italia. orang-orang China," sebagaimana dikutip surat kabar lokal Giornale di Brescia.

Sejak kedutaan mengajukan keluhannya bulan lalu, pejabat museum dan politisi lokal telah membingkai pertunjukan tersebut dengan judul "La Cina (non) Vicina," atau "China (tidak) dekat". Ini dilakukan sebagai simbol kebebasan berbicara. (tim

Badiucao sendiri dianggap 'duri' dari pihak Partai Komunis China selama lebih dari satu dekade. Dia telah membangun reputasi untuk mengolok-olok politisi dan mendorong topik sensitif, dari pembantaian Lapangan Tiananmen 1989 hingga perlakuan terhadap pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Liu Xiaobo.

Badiucao yang dulunya anonim menjadi terkenal pada tahun 2011, ketika ia mulai memposting kartun tentang penanganan China terhadap kecelakaan kereta api berkecepatan tinggi Wenzhou ke situs microblogging Weibo.

Gambar-gambar itu berulang kali disensor, dan meskipun dia sekarang adalah warga negara Australia, pihak berwenang China itu telah menghentikan pekerjaannya sejak saat itu.

Badiucao mengatakan dia secara teratur dilecehkan dan terkadang diancam secara online. "Ini seperti medan pertempuran dan begitulah cara Anda dapat menggunakan bahasa visual dan meme internet dan begitulah cara Anda dapat membubarkan otoritas sensor," tukasnya. (tim)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO