Saling Tipu Nikel, Sulteng-Sultra Jadi Kuburan Uang, dan Inul Ngebor Dangdut

Saling Tipu Nikel, Sulteng-Sultra Jadi Kuburan Uang, dan Inul Ngebor Dangdut Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.com Kocak dan inspiratif. Itulah salah satu ciri khas sekaligus keunggulan tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan. Tema serius pun jadi sederhana.

Kali ini penulis produktif asal Takeran Magetan Jawa Timur itu mengangkat tema soal tambang nikel di Morowali. Yang sangat terkenal plus kontroversial itu.

Tapi apa hubungannya dengan ? Nah, tulisan Dahlan Iskan di Disway berjudul Timur Terang itu kami turunkan secara utuh di BANGSAONLINE.com pagi ini, Selasa 31 Agustus 2021. Selamat membaca:

KUBURAN uang itu akan bangkit dari dalam tanah nikel. Anak bangsa baru saja menemukan teknologinya.

Saya kenal baik anak itu –kini berumur 55 tahun. Dua kali saya rapat dengan anak itu delapan tahun lalu. Yakni di awal ide melahirkan mobil listrik nasional.

Saya juga kenal begitu banyak pengusaha yang ”tewas” akibat terlalu banyak menanam uang di tambang nikel. Di Sulawesi Tengah dan Tenggara. Banyak juga pengusaha bertengkar akibat kongsi di bisnis nikel. Pun sampai ke pengadilan.

Nikel

Belum lagi yang merasa ditipu sesama teman pengusaha. Lokal menipu nasional. Nasional menipu internasional. Dan sebaliknya.

Pokoknya Sulteng dan Sultra akhirnya saya kenal sebagai kuburan uang. Triliunan rupiah. Tanpa harapan.

Lalu begitu banyak orang yang mengajukan penawaran kepada saya. Untuk membeli kuburan itu. Atau kerja sama. Saya menolak. Saya sudah terlalu tua untuk menjadi penggali kuburan seperti itu.

Sampai akhirnya muncullah perusahaan raksasa asing di sana. Di Morowali. Yang sangat mengagumkan itu.

Banyak pengusaha lokal-nasional gigit jari: hanya bisa menonton Morowali. Sambil merenungkan kuburan uangnya.

Tapi mendung tidak akan terus menerus berada di satu tempat. Sebentar lagi mendung di atas kuburan itu akan bergeser. Mendung tidak akan lagi menggelayut di situ.

Maka janganlah bersedih lagi.

Sudah lahir anak bangsa yang menemukan teknologi untuk ”membongkar kuburan uang” itu.

Namanya: Widodo Sucipto.

Tempat lahir: Porong, Jatim. Berarti Widodo ini sekampung dengan .

Inul ngebor dangdut. Widodo ngebor nikel.

(Widodo Sucipto bersama Dahlan Iskan dalam acara mobil listrik delapan tahun lalu. Foto: Disway)

Kuburan uang itu terjadi akibat lahirnya UU Nikel di tahun 2009. Pemerintah, di tahun 2013, seperti hampir lupa: bahwa di tahun 2014, UU tersebut sudah harus dilaksanakan. Batas waktu lima tahun tinggal 24 bulan.

Maka harus diapakan buah simalakama itu: tidak dilaksanakan melanggar UU, dilaksanakan belum siap.

Inti UU itu sebenarnya mulia sekali. Bagi bangsa. Ekspor bahan mentah nikel (tanah mengandung nikel) dilarang. Harus diolah di dalam negeri.

Keputusan di tahun 2013 itu: UU tetap harus dilaksanakan.

Para pengusaha pun heboh: tidak siap. Investasi untuk mengolah nikel itu mahal. Membangun smelter itu perlu waktu setidaknya tiga tahun. Itu pun kalau pakai teknologi yang sederhana, yang sangat merusak lingkungan.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO