Berharap Selamat dari Dampak Corona, Pemuda Lintas Agama di Kediri Gelar Doa Bersama

Berharap Selamat dari Dampak Corona, Pemuda Lintas Agama di Kediri Gelar Doa Bersama Suasana doa bersama untuk negeri yang dilakukan para pemuda dari lintas agama di Kediri. foto: ist.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pandemi Covid-19 harus diakui sangat berdampak terhadap hampir semua sektor, baik sosial, ekonomi, politik, ketahanan nasional, pendidikan, bahkan sampai kepada mental masyarakat.

Prihatin melihat hal ini, beberapa pemuda dari lintas agama di Kediri menggelar dengan tema "Selamatkan Masyarakat dari Dampak Corona" di Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno (rumah masa kecil Bung Karno) di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (4/8) malam.

Para pemuda itu memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Selain doa-doa berupa ucapan lisan, ada juga mantra, pusaka, sesaji, aji-aji, ramuan, tembang. Bahkan ada doa dalam bentuk lagu, syair, puisi, tari-tarian, rajah, benda-benda, dan lain-lain.

Ketua Panitia, Ari Hakim, mengatakan bahwa pihaknya ingin membantu pemerintah untuk bersama-sama menyelamatkan masyarakat kecil dari dampak corona.

"Kita prihatin, khususnya terhadap orang kecil sulit mencari nafkah. Kalau pemerintah terus-menerus mensuplai apa ya mampu? kasihan pemerintah," kata Ari.

Mengapa harus lintas agama? Menurut Ari, pertama karena Bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Berdasarkan Pembukaan UUD 1945, Bangsa Indonesia menyatakan dirinya bukan hanya percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa saja, tapi Bangsa Indonesia juga percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu adalah Allah Yang Maha Berkat dan Maha Rahmat," katanya.

Bukan hanya itu, lanjut Ari, Bangsa Indonesia juga mengakui bahwa Tuhan yang Maha Berkat dan Maha Rahmat itu adalah Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Tuhan Yang Maha Kuasa itu Maha Berkat Maha Rahmat. Atas dasar kunci dan rahasia di dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 inilah kami merasa kita perlu 'melibatkan' dalam urusan corona ini. Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan keyakinan masing-masing kita bersama-sama memohon agar masyarakat terbebas dari dampak corona," tegas Ari.

Sementara itu, Kushartono, Ketua Situs Ndalem Pojok menambahkan bahwa panitia memandang Bangsa Indonesia harus berdamai dengan alam, dengan semua mahluk Tuhan, termasuk dengan corona.

"Jadi biarlah ada corona, asal tidak berdampak kan tidak ada masalah. Seperti virus influenza awal munculnya kan mengerikan, lama kelamaan berdamai dengan badan jika flu tidak lagi menakutkan," tambah Kushartono yang juga tim penggagas ini.

Menurut Mas Kus, demikian sapaan akrabnya, hakikat doa adalah permohonan hamba yang lemah kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Nah permohonan yang berada di dalam jiwa ini kan bisa dilambangkan dengan macam-macam cara, dan juga bisa menggunakan macam-macam sarana, inilah kearifan Bangsa Indonesia. Jadi kita juga ingin mengangkat kembali budaya luhur bangsa," terang Kushartono.

Melalui , pihaknya sekaligus ingnin menjaga warisan leluhur untuk menghadapi pagebluk corona. Baik secara dhohir maupun bathin. 

"Jika kita harus mengikuti kemajuan zaman, tapi juga harus tetap berpegang teguh pada budaya luhur bangsa. Dengan cara ini Indonesia akan tampak kuat dan indah, bak taman sari di tengah globalisasi," pungkasnya. (uji/rev)

Lihat juga video 'Belajar dari Kisah Nabi Isa, Warga di Sumenep Doa Bersama Tiup Kepala Kambing':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO