Pindah ke Surabaya, Kiai Asep Bagikan Bingkisan pada Janda, Veteran, dan Warga Siwalankerto

Pindah ke Surabaya, Kiai Asep Bagikan Bingkisan pada Janda, Veteran, dan Warga Siwalankerto Pembagian beras, uang dan sarung serta kurma di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Wonocolo Surabaya, Selasa (11/5/2021). foto: mma/ bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pada akhir bulan Ramadan, ternyata Prof. Dr. KH. Asep Asep Saifuddin Chalim, M.A., makin gencar menebar berkah. Kiai miliarder tapi dermawan itu kini pindah ke Surabaya untuk membagikan sedekah. Bersama istri tercintanya, Nyai Hj Alif Fadlilah, Kiai Asep mengumpulkan para janda, TNI, dan warga di kawasan Siwalankerto Wonocolo Surabaya.

“Tapi tak ada janda mudanya,” canda Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com usai membagikan uang, sarung perempuan (jarik atau sewek), dan beras 5 kg serta kurma. Warga tampak senang sekali mendapat bingkisan dari Kiai Asep. Bahkan mereka bersyukur agak panjang. 

"Alhamdulilaaaah," kata mereka begitu Kiai Asep mengumumkan bahwa mereka masing-masing akan mendapat bingkisan beras 5 kg, sarung, kurma, dan uang Rp 200 ribu.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, selama bulan suci Ramadan Kiai Asep menghabiskan Rp 8 miliar untuk sedekah. Sedekah itu berupa beras 5 kilogram, sarung, dan uang per orang.

Selama ini penyebaran sedekah itu berpusat di Kampus Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto. Tapi pada akhir Ramadan, Kiai Asep dan istrinya, Nyai Hj Alif Fadlilah, mulai berkonsentrasi di Surabaya, khususnya kawasan Siwalankekerto, Kecamatan Wonocolo, Surabaya.  

Bagi Kiai Asep, Siwalankerto adalah kawasan paling bersejarah. Sebab dari bumi Siwalankerto itulah perjuangan dan rintisan karirnya dimulai,  dalam dunia pendidikan, sebelum sukses mendirikan Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto.

Karena itu, Kiai Asep tetap memperhatikan Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Siwalankerto Utara itu, meski sibuk di Pacet Mojokerto. Santri Kiai Asep yang mondok Amanatul Ummah Siwalankerto itu lumayan banyak. Sekitar 2.000 santri.

(Para anggota Veteran berkumpul di ndalem Gus Barra, putra Kiai Asep Saifuddin Chalim, di Siwalankerto, Surabaya sesaat menjelang buka puasa bersama, Selasa (11/5/2021). Tampak Kiai Asep Saifuddin Chalim sedang memberikan taushiah agama. foto: mma/ bangsaonline.com)  

Apalagi 9 putri-putrinya tinggal di kawasan Siwalankerto. Kepada BANGSAONLINE.com, Kiai Asep mengaku terus mengembangkan pesantren Amanatul Ummah Siwalankerto, meski tak segencar di Pacet Mojokerto.

Pantauan BANGSAONLINE.com, di sekitar Pesantren Amanatul Ummah Siwalankerto kini banyak aktivitas pembangunan. Kiai Asep terus membeli tanah di sekitar pondok pesantren untuk perluasan dan pembangunan pondok yang diasuhnya.

Ketika BANGSAONLINE.com menanyakan sudah berapa banyak rumah yang dibeli di kawasan tersebut, jawaban Kiai Asep mengejutkan.

“Sudah 30 rumah yang saya beli,” kata Kiai Asep. “Karena setiap ada warga mau jual rumah pasti ditawarkan kepada saya. Mereka berpikir, kalau dibeli saya pasti harganya mahal. Padahal kita juga menawar semurah mungkin,” kata Kiai Asep sembari tersenyum.

Faktanya, harga yang sudah deal di atas rata-rata harga umum.

Beberapa hari terakhir bulan suci Ramadan ini, Kiai Asep bersama Nya Alif Fadlilah, kian intensif riwa-riwi Mojokerto-Surabaya. Suami-istri asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat itu banyak membagikan sedekah di kota pahlawan itu.

Pada Selasa, 11 Mei 2021, misalnya. Kiai Asep mengawali aktivitas pukul 3 pagi. Ia salat tarawih, lalu salat malam dan witir hingga Subuh. Usai jamaah salat Subuh, Kiai Asep membaca kitab Mukhtarul Ahadits di depan para santrinya di Masjid Raya KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto.

Usai ngaji kitab, Kiai Asep langsung turun ke Kampus Instittut Pesantren KH Abdul Chalim yang jaraknya sekitar dua kilometer. Di kampus yang diproyeksikan jadi universitas internasional itu, Kiai Asep membagikan sarung kepada para perwakilan 11 kepala desa.

Setelah itu Kiai Asep dan Nyai Hj Fadlilah meluncur ke Pesantren Amanatul Ummah di Siwalankerto Surabaya. Ia membagikan beras 5kg, sarung, dan uang Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu per orang.

(Ratusan kiai Mojokerto saat salat malam dan istighatsah serta doa bersama yang dipimpin Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., di Masjid Kampus Institut KH Abdul Chalim, Selasa (11/5/2021). foto: mma/ bangsaonline.com) 

Pembagian itu dibagi beberapa tahap. Awalnya, Kiai Asep membagikan bingkisan kepada para janda. Lalu pada pukul 16.00 Kiai Asep membagikan bingkisan kepada warga Siwalankerto yang jumlahnya ratusan orang.

Kiai Asep kemudian buka bersama dengan para anggota Veteran TNI. Dalam pantauan BANGSAONLINE.com, Kiai Asep selain memberikan sarung dengan kualitas cukup bagus, juga memberikan uang per orang Rp 300 ribu kepada para anggota TNI itu.

“Mereka banyak yang perwira. Kebanyakan Angkatan Laut. Dulu di sini (Siwalankerto) kan asrama Angkata Laut. Tapi banyak juga yang dari anggota TNI yang lain,” kata Kiai Asep kepada BANGSONLINE.com.

Ternyata aktivitas Kiai Asep tak berhenti sampai di situ. Usai buka bersama para anggota Veteran TNI, Kiai Asep meluncur ke Kampus Pesantren Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto. Di kampus yang kini sudah mendapat izin operasional untuk program S3 itu, Kiai Asep mengundang para kiai se-Kabupaten Mojokerto.

Sekitar pukul 20.00 WIB BANGSAONLINE.com sampai di kampus tersebut. Ternyata Kiai Asep sudah berada di Guest House Institut KH Abdul Chalim, yaitu tempat menerima tamu-tamu penting.

Para kiai yang diundang juga mulai berdatangan. Tampak juga Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto KH Abdul Adzim Alwi. Juga kiai-kiai dan nyai serta pengasuh pondok pesantren seperti pengasuh pondok pesantren tahfidz (penghafal al-Quran) KH. Saifuddin Zuhri (Gus Zuhri) dan kiai-kiai lain.

Kiai Asep lalu mengajak para kiai salat malam 12 rakaat dengan enam kali salam. Sambil menjelaskan kaifiyah salat malam yang diambil dari Kitab Ihya Ulumiddin karangan Hujjatul Islam Imam Ghazali, Kiai Asep lalu memimpin salat malam yang tiap hari diamalkannya.

Addu’a alladzi laa yurradu. Doa yang tak akan ditolak,” tegas Kiai Asep di depan ratusan para kiai dan nyai di Masjid Kampus Institut Pesantren KH Abdul Chalim itu.

Kiai Asep juga memimpin istighatsah dan doa bersama. Di antaranya mendoakan Presiden dan Wakil Presiden RI Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin agar bisa memimpin Indonesia. Kiai Asep juga mendoakan Bupati dan Wakil Bupati Mojokerto, Ikfina dan Gus Barra. Dalam acara itu Gus Barra – yang tak lain putra pertama Kiai Asep - juga hadir dan memberikan sambutan singkat.

Secara spesifik, Kiai Asep juga mendoakan Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Kiai yang memiliki 12 santri itu menyebut Khofifah dengan panggilan khusus: Putri Jawa Timur.

“Kita doakan semoga Putri Jawa Timur ini sukses memimpin Jawa Timur. Sukses dengan keadilan dan kedamaian. Setelah sukses memajukan Jawa Timur, kita doakan semoga sukses menjadi pemimpinan nasional. Menjadi Presiden Republik Indonesia,” kata Kiai Asep yang langsung mendapat amin ratusan kiai.

Salat malam dan istghatsah itu berakhir sekitar pukul 12.00 WIB. Para kiai lalu makan sahur bersama. Usai sahur bersama, tim Kiai Asep membagikan beras, sarung, dan uang kepada ratusan para kiai. Praktis acara itu baru berakhir pukul 01 malam. (mma)

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO