“Kami juga ingin pemerintah memberikan dorongan dan motivasi kepada para petani kedelai di Indonesia agar dapat melakukan budidaya kedelai berdasarkan prinsip Good Agricultural Practices dan membantu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana petani kedelai,” tandasnya.
Selain itu, pemerintah juga harus mampu memberikan jaminan harga kedelai yang dihasilkan petani dengan harga yang layak agar kedelai dapat dijadikan usaha tani yang menguntungkan. Untuk itu, kebijakan penetapan harga benih oleh pemerintah yang saat ini ditetapkan sebesar Rp 13.400 per kilogram harus ditinjau ulang. Karena kebijakan ini tidak menarik bagi pengusaha dan penyedia benih kedelai nasional.
“Kami juga berharap pemerintah mampu mendorong pemulia dan pelaku benih nasional untuk berlomba-lomba menciptakan varietas unggul kedelai yang mempunyai produktivitas yang tinggi. Serta menjadikan PT. Tarutama Nusantara Jember sebagai mitra pemerintah dalam penyediaan benih unggul kedelai nasional,” pungkasnya.
Menanggapi keinginan PT TTN yang disampaikan, LaNyalla menegaskan bahwa aspirasi tersebut akan ia teruskan ke Komite II DPD RI, yang terkait dengan Bidang Ketahanan Pangan dan Pertanian.
“Dan pemerintah kita dorong bisa mempercepat proses penanaman varietas kedelai unggul produksi lokal hasil pengembangan dari Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi). Dari varietas ini, kita akan akan mendapatkan kedelai lokal berukuran besar dengan kualitas baik," katanya
Komoditas varietas kedelai unggul ini juga akan menegaskan posisi Jawa Timur sebagai salah satu wilayah penghasil kedelai terbesar di Indonesia. “Dengan varietas unggul, Jawa Timur akan bisa menghasilkan produksi kedelai yang tinggi dan dapat menutupi defisit kedelai," ujarnya LaNyalla optimis. (nf/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News