Fluktuasi Harga Kedelai Impor Kembali Terjadi, Kadin Jatim: Bangkitkan Petani Kedelai Lokal!

Fluktuasi Harga Kedelai Impor Kembali Terjadi, Kadin Jatim: Bangkitkan Petani Kedelai Lokal! Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto.

Di sisi lain, perajin tempe dan tahu juga kurang berminat karena kualitas dianggap rendah, biji kecil dan tidak rata, serta kulit ari keras sehingga membutuhkan waktu lama dalam proses peragian.

Semua problem tersebut menurutnya bisa terselesaikan dengan penggunaan benih dari PT TTN ini. Upaya yang dilakukan oleh PT TTN bisa menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk kembali merasakan swasembada yang pernah dicapai pada tahun 1992 dengan volume produksi sebesar 1,8 juta ton per tahun.

"Untuk Musim Tanam II, demplot percontohan di Jember seluas 10 hektare telah panen pada bulan Juni 2020 dan hasil panen juga telah diujicobakan kepada pengrajin tempe dan tahu di Jember. Hasilnya mereka mengaku senang karena sesuai dengan yang diharapkan, bahkan hasil tempenya lebih bagus dibanding menggunakan impor," terangnya.

Selanjutnya, PT TTN juga akan memperluas area tanam benih kualitas unggul tersebut di demplot yang ada di Malang dan Bondowoso dengan total produksi sekitar 100 ton benih per tahun.

"Kami masih melakukan negosiasi dengan Dirjen Tanaman Pangan untuk mendapatkan dukungan karena bagaimana pun juga, keberhasilan upaya yang dilakukan oleh PT TTN ini tergantung pada political will," tambahnya.

Selain itu, kampanye ke para pedagang dan produsen pemakaian lokal juga harus diperkuat, bahwa lokal juga bagus untuk bahan baku. Sebab selama ini persepsi yang berkembang adalah lokal tidak enak dan tidak ekonomis jika dibuat tahu dan tempe. "Pengembangan sentra-sentra lokal yang berkualitas juga harus dilakukan," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto sangat antusias dan memberi dukung penuh kepada industri benih lokal yang berhasil mengembangkan benih kualitas unggul. Karena dengan menggerakkan kembali petani lokal akan mampu mengurai persoalan fluktuasi harga impor yang berdampak luas kepada perajin tahu dan tempe dalam negeri.

"Ini harus dapat dukungan penuh. Kami juga akan berupaya menjembatani dengan pemerintah agar budidaya lokal kualitas unggul ini bisa disebarluaskan ke petani sehingga harapan swasembada nasional bisa tercapai," pungkasnya. (nf/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO