"Bangun Wisata Desa dengan Mengorbankan Lingkungan adalah Sebuah Pelanggaran Berat"

"Bangun Wisata Desa dengan Mengorbankan Lingkungan adalah Sebuah Pelanggaran Berat" Koordinator 1 Komunitas Oleng-Oleng, Heri DK (kiri) saat meninjau lokasi Wisata Alam Alaska yang diduga terjadi penebangan pohon secara liar. (foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE)

"Dengan merelokasi semua pedagang keluar dari kawasan hutan lindung, otomatis akan menyelamatkan kawasan lindung itu sendiri. Seperti di Kebun Raya Bogor, tidak ada pedagang makanan dan minuman yang berada di dalam Kebun Raya Bogor. Semua pedagang berada di luar kawasan kebun raya," imbuh Heri.

Sumantri, salah satu pedagang di Wisata Alam Alaska, ketika ditemui menuturkan bahwa dirinya menyerahkan kepada pengelola tempat wisata jika ada rencana relokasi pedagang. "Kalau saya manut (nurut, red) saja. Yang penting ada tempat untuk berdagang," ujar pedagang bakso itu.

Sementara itu, Katiman, salah satu pengelola Wisata Alam Alaska, mengakui adanya karet kebo yang berusia ratusan tahun, tiga minggu lalu. Ia berdalih penebangan itu dilakukan karena pohon telah tumbang.

"Kebetulan saat tumbang, belum ada pengunjung karena masih pagi. Tapi pohon itu sempat menimpa 4 - 6 warung. Pohon karet kebo itu tumbang sendiri karena usia. Bukan karena dipotong dengan sengaja," kata Katiman.

Menurut Katiman, Wisata Alam Alaska ini dikelola oleh Pemerintahan Desa Tempurejo. "Jadi, terkait ada usulan relokasi pedagang, itu terserah Pemdes Tempurejo sendiri. Kalau semuanya dibicarakan dengan cara duduk bersama, kami kira akan ditemukan solusi yang terbaik," imbuh Katiman.

Sedangkan Kepala Desa Tempurejo, Kecamatan Wates, Sarno, meminta semua aktivitas , perluasan area wisata, pembangunan fasilitas pedagang dan wisata di Sumber Pawon/Alaska dihentikan sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

"Siapa pun yang melanggar akan diproses secara hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata Sarno melalui surat pemberitahuannya, tertanggal 26 Desember 2020. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO