Kasus Covid-19 Naik Turun, Rencana Sekolah Tatap Muka di Kota Blitar Masih Tarik Ulur

Kasus Covid-19 Naik Turun, Rencana Sekolah Tatap Muka di Kota Blitar Masih Tarik Ulur Priyo Suhartono, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar.

KOTA BLITAR, BANGSAONLINE.com - Kota Blitar kembali turun ke zona kuning penyebaran Covid-19 setelah sepekan naik ke zona oranye. Kembalinya Kota Blitar ke zona kuning terhitung sejak 10 November lalu.

Dengan turunnya status ini, Pemerintah Kota Blitar kembali mempertimbangkan rencana sekolah tatap muka. Rencana sekolah tatap muka ini sebenarnya telah diwacanakan sejak lama oleh Pemkot Blitar. Namun karena pada 3 November lalu status Kota Blitar naik ke zona oranye, rencana ini urung direalisasikan.

"Kemarin sempat batal karena setelah kami rencanakan untuk memulai pembelajaran tatap muka di awal November, ternyata status Kota Blitar naik lagi ke zona oranye. Nah ini kita kembali lagi ke zona kuning. Untuk itu hari Senin (16/11) atau Selasa (17/11) untuk membahas kelanjutan rencana sekolah tatap muka yang sempat batal kemarin. Tentunya bersama dengan Gugus Tugas dan OPD terkait," kata Priyo Suhartono, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar yang juga menjabat sebagai Kepala Dishub Kota Blitar, Kamis (12/11/2020).

Ia menambahkan, persiapan sekolah tatap muka sebenarnya telah dilakukan jauh-jauh hari. Mayoritas lembaga sekolah telah menyiapkan sarana prasarana pendukung penerapan protokol kesehatan sekolah tatap muka di masa pandemi. Namun, pihaknya baru bisa memastikan jadwal sekolah tatap muka setelah ada hasil dari rapat yang akan dilaksanakan minggu depan.

"Nanti kalaupun sekolah tatap muka benar-benar bisa dilaksanakan, kami bersama OPD terkait dan gugus tugas akan mengawasi agar semua menerapkan protokol kesehatan secara optimal," paparnya.

Sedangkan untuk SOP penerapan belajar tatap muka, nantinya kuota siswa dibatasi maksimal 50 persen. Siswa juga harus mendapat izin dari orang tua untuk mengikuti kegiatan belajar tatap muka. "Jadi nanti teknisnya, siswa masuk secara bergantian, seminggu belajar di sekolah dan seminggu lagi belajar di rumah," ujarnya.

Selain itu tidak ada jam istirahat di luar. Dan juga akan ada proses screening setiap hari, yang dilakukan terhadap semua unsur siswa maupun guru pada sekolah tersebut. (ina/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO