Seru, Rekom Tuntas, Cabup-Cawabup Mojokerto Berebut Suara NU

Seru, Rekom Tuntas, Cabup-Cawabup Mojokerto Berebut Suara NU foto: bangsaonline.com

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Rekomendasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akhirnya jatuh pada pasangan calon (paslon) bupati-wakil bupati Mojokerto, Pungkasiadi dan Titik Mas’udah, Sabtu (8/8/2020) lalu. Dengan turunnya rekom PKB ini, berarti rekom partai pada paslon tuntas. Artinya, semua partai telah mengeluarkan rekom ke paslon masing-masing.

Ini juga berarti bahwa pemilihan bupati-wakil bupati (Pilbup) Mojokerto dipastikan bakal diikuti tiga paslon. Yaitu, Ikfina Fahmawati-Muhammad Al-Barra (Ikbar), Yoko Priono-Choirunnisa (Yoni), dan Pungkasiadi-Titik Mas’udah (Puti). 

Pertarungan tiga paslon itu bakal seru. Sebab masing-masing paslon memiliki kekuatan sekaligus kelemahan sendiri-sendiri. Apalagi mereka sama-masa memiliki basis nahdliyin, terutama para cawabupnya. Praktis, mereka sama-sama berebut suara warga NU.

Pasangan Ikfina-Gus Barra atau Ikbar, misalnya, dikenal sebagai kader NU. Bahkan Gus Barra merupakan cucu salah satu kiai pendiri NU, KH Abdul Chalim. Tak aneh, jika Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto KH Abdul Adzim Alwi dan para kiai pengurus NU selalu hadir dalam acara sosialisasi yang digelar Ikbar. Gus Barra sendiri juga sering ke kantor PCNU memberikan sumbangan.

Gus Barra adalah putra Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag. Kini Kiai Asep menjabat Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).

Kiai Asep juga pernah menjabat Ketua PCNU Kota Surabaya dan dikenal luas sebagai ulama besar dan kiai miliarder tapi dermawan.

Salah satu success story Kiai Asep adalah kiprahnya di bidang pendidikan. Kiai Asep adalah pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto. Kiai yang dikenal memiliki jaringan luas hingga luar negeri itu populer sebagai ulama yang piawai mengelola lembaga pendidikan. Kini, kiai yang fasih berbahasa Inggris dan Arab itu punya obsesi besar, yaitu mendirikan universitas Islam internasional sekaliber Universitas Al-Azhar di Mesir.

Kiai Asep memiliki sekitar 10 ribu santri, di antaranya tentu saja dari Kabupaten Mojokerto. Pusat pendidikan yang dikelola Kiai Asep berpusat di Pacet Mojoketo yang kini menjadi kawasan wisata pendidikan.

Kedermawanan Kiai Asep niscaya menjadi kekuatan tersendiri. Apalagi, masyarakat – terutama warga Mojokerto – sangat hafal watak Kiai Asep yang berjiwa sosial tinggi. Kiai Asep bahkan mengaku sudah memiliki platform bagaimana mengentas kemiskinan dan mengembangkan pendidikan sehingga semua rakyat Mojokerto tak ada yang putus sekolah. Bahkan bisa meneruskan ke perguruan tinggi.

Selain mimpin Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Kiai Asep juga memiliki lembaga pendidikan gratis yang muridnya mencapai ribuan. Yaitu Mts dan MA Unggulan Hikmatul Amanah di Bendunganjati Pacet Mojokerto. Ribuan siswa-siswi itu tidak hanya gratis SPP tapi juga trasportasinya. Mereka diantar jemput secara gratis, pulang-pergi. Bahkan mereka juga dapat makan gratis.

Pasangan Ikbar didukung Partai Nasdem (3 kursi), Demokrat (5 kursi), Hanura (2 kursi), PKS (4 kursi), PAN (2 kursi), dan Gerindra (3 kursi).

Pasangan Puti juga memiliki basis NU. Ipung - panggilan Pungkasiadi - yang kini menjabat Plt Bupati Mojokerto dikenal dekat dengan pengurus PCNU Mojokerto. 

Begitu juga Titik Mas’udah. Bahkan Titik Mas'udah kini menjabat Bendahara Umum PP Fatayat NU. Titik juga adik kandung Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah yang juga petinggi PKB. Ida Fauziyah adalah mantan Ketua Umum PP Fatayat NU.

Sabtu (4/7/2020) lalu Ida Fauziyah berkunjung ke kantor PCNU Mojokerto. Ia menyalurkan anggaran program pengembangan SDM dan pembangunan BLK (Balai Latihan Kerja) Komunitas untuk 10 pesantren dan paket kegiatan padat karya.

Ada juga paket Tugas Pembantuan kepada Disnaker Mojokerto, bantuan alat pencegahan Covid-19 untuk 26 pesantren, paket kegiatan Tenaga Kerja Mandiri, dan bantuan inkubasi bisnis kepada 250 wirausahawan yang ada di Mojokerto.

Pasangan Pungkasiadi-Titik Masudah ini diusung tiga partai. Yaitu PKB (10 kursi), PDIP (9 kursi), dan PBB (1 kursi).

Sementara pasangan Yoko Priono-Choirunnisa atau Yoni juga punya basis NU. Choirunnisa adalah istri KH Syihabul Irfan Arif (Gus Irfan), mantan ketua PCNU Kabupaten Mojokerto.

Choirunnisa sangat populer di Mojokerto. Maklum, ia pernah menjabat Wakil Bupati Mojokerto pada 2010-2015. Yoko tampaknya sengaja menggandeng Choirunnisa karena tokoh perempuan ini memiliki basis massa NU. Kini, kabarnya Yoni bergerak secara door to door untuk mengail simpati publik.

Yoni diusung Partai Golkar (6 kursi) dan PPP (5 kursi).

Nah, melihat peta ini tampaknya suara warga NU Kabupaten Mojokerto dipastikan terpecah pada tiga paslon. Namun masing-masing paslon niscaya berbeda hasil raupan suaranya. Ada yang dominan dan ada yang minim. 

Suara NU memang selalu menjadi rebutan setiap pilkada. Kapan pun, di manapun. 

Siapa yang bakal unggul dan menang? Sayang hingga sekarang belum ada hasil survei yang dipublikasikan. 

Kita tunggu saja 9 Desember 2020. (MMA) 

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO