“Kalau jumlah warga Kota Surabaya 3 juta, anggarannya cuma Rp 9 miliar. Harga masker kan Rp 3 ribu dikalikan 3 juta, sama dengan Rp 9 miliar,” kata ulama miliarder yang dikenal dermawan itu. Padahal, bisa jadi tak sampai Rp 9 miliar, karena warga Surabaya sudah banyak yang pakai masker.
Tapi di beberapa tempat, masih banyak warga Surabaya yang belum terbiasa pakai masker. Terutama di daerah-daerah kumuh. Bahkan pedagang di pasar-pasar tradisional juga masih banyak yang belum pakai masker.
Begitu juga penyemprotan disinfektan di area publik. Menurut Kiai Asep, masih sangat kurang dan tidak memadai. “Mana? Gak ada,” tanya kiai Asep.
Karena itu, Kiai Asep mengimbau kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini agar membantu warga memberikan masker gratis. “Di daerah lain kan banyak yang bagi-bagi masker,” katanya.
Kiai Asep mengaku akan terus membantu Pemkot Surabaya dan daerah lain yang masih berstatus merah dalam penyebaran Covid-19. “Kamis malam Jumat depan saya akan mengundang para kiai dari tujuh daerah itu untuk salat malam di Pacet,” kata Kiai Asep. Yaitu para ulama dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Situbondo, Pasuruan, dan Jombang.
Selama ini, Kiai Asep sangat aktif menggelar munajat, yaitu salat malam, istighatsah, dan doa bersama para kiai untuk ikhtiar menghilangkan Covid-19 dari Indonesia, terutama Jawa Timur. Kiai Asep juga sangat peduli terhadap korban terdampak Covid-19. Mantan Ketua PCNU Kota Surabaya itu membagikan 400 ton beras dan 40.000 sarung dan uang Rp 50 ribu per orang kepada para relawan dan warga terdampak social ekonomi virus corona.
Acara itu diakhiri doa bersama yang dipimpin para kiai secara bergantian. Kiai Asep Saifuddin Chalim memungkasi memimpin doa dengan bahasa Indonesia dengan kombinasi bahasa Arab. (MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News