​Dikukuhkan Guru Besar, Kiai Asep Bakal Undang 1,000 Kiai-Tokoh, Inilah Orasi Ilmiahnya

​Dikukuhkan Guru Besar, Kiai Asep Bakal Undang 1,000 Kiai-Tokoh, Inilah Orasi Ilmiahnya Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat orasi pada Deklarasi Jokowi-Ma'ruf se-Tapal Kuda di Pondok Pesantren Nurul Qornain Jember Jawa Timur, Kamis (22/11/2018). Foto: M Mas'ud Adnan/BANGSAONLINE.com

“Dampak buruk ini harus ditangkal dengan cara melalui pendidikan politik, kewarganegaraan dan wawasan kebangsaan pada berbagai jenjang pendidikan,” tulisnya.

Kedua, masalah radikalisme. Menurut Kiai Asep, berdasarkan pernyataan Ketua BIN, 30 % mahasiswa terpapar paham radikalisme. Untuk mengatasi ini, Kiai Asep menawarkan penyelesaian melalui konsep Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja). “Pemerintah harus segera merumuskan strategi anti-radikalisme melalui pendidikan wawasan kebangsaan dan bisa dipertimbangkan untuk mengadopsi prinsip-prinsip ajaran Aswaja,” katanya.

Ketiga, pemecahan masalah kerusakan lingkungan. Kiai Asep mengupas panjang lebar tentang kerusakan lingkungan dalam makalah aslinya (bukan ringkasan). Menurut Kiai Asep, kerusakan lingkungan sangat parah. Ia menyinggung tentang kepunahan spesies, penangkapan ikan berlebihan (overfishing), penipisan lapisan ozon, pemanasan global (the global warming) dan seterusnya.

“Beberapa Negara industri maju telah melakukan pertemuan di Rio de Jeneiro pada 1992 untuk bersepakat mengurangi kontribusi emisi CO2. Namun perjanjian ini tidak berjalan baik. Pada tahun 2000 diperoleh bukti bahwa Amerika Serikat justeru memberikan kontribusi 10% lebih tinggi dari tingkat emisi CO2 pada 1990,” tulis putra kiai salah satu pendiri NU, KH Abdul Chalim Luwimunding Majalengka Jawa Barat itu.

Karena itu, Kiai Asep menawarkan solusi dalam pendidikan Indonesia. Yaitu membangun peserta didik menjadi insan yang berorientasi pada pelestarian lingkungan melalui pengembangan pengetahuan dan perubahan sikap. “Pemerintah dalam hal ini kementerian yang berhubungan dengan pendidikan dan masalah lingkungan hidup harus segera merumuskan kurikulum yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan bagi seluruh jenjang pendidikan,” katanya sembari mengatakan pentingnya membentuk mata pelajaran atau kuliah ilmu lingkungan hidup.

(Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat acara silaturahim dengan para pengurus ranting NU se-Kota Surabaya di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya, (29/8/2018). foto: M Mas'ud Adnan/BANGSAONLINE.com)

Keempat, pemecahan masalah pengembangan soft-skill. Mengutip pendapat para ahli, Kiai Asep mengatakan bahwa soft-skills atau people skills dibagi dua jenis, yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills.

“Intrapersonal skills adalah ketrampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri agar menjadi lebih baik,” katanya. Karena itu ia mengusulkan agar intrapersonal skills ini dibenahi terlebih dahulu sebelum seseorang berinteraksi dengan orang lain. Ia juga menyarankan agar materi soft skills ini juga menyertakan pelajaran agama, bahasa Indonesia dan ilmu komunikasi dan sebagainya.

Kelima, masalah kesenjangan generasi: Milenial, Z dan Alpha. “Ini perlu mendapat perhatian. Generasi Y, Z dan Alpha memiliki ciri-ciri akrab dengan teknolosi informasi dan digital, percaya diri yang tinggi, live for the present, terbuka, instan, reaktif, multi-tasking dan beberapa karakter lain sangaf berbeda generasi X yang lahir pada kurun waktu 1965-1976,” tulis mantan ketua PCNU Kota Surabaya yang pernah menjadi anggota DPRD Kota Surabaya itu.

Keenam, pemecahan masalah industri 4.0. “Pemerintah harus mengambil inisiatif cepat untuk melakukan perombakan kurikulum dan panduan model pembelajaran agar tidak ketinggalan dengan negara berkembang lainnya seperti Vietnam, Malaysia, Thailand dan India,” tulis Kiai Asep.

Ia mengusulkan agar pendidikan Islam memilih strategi “double track”, yakni dalam kurikulum memasukkan pendidikan vokasi dengan mata pelajaran teknologi informasi dan digital. Dengan demikian pendidikan Islam tidak hanya paham agama tapi juga kompeten dalam bidang teknologi informasi dan digital sebagai modal memasuki pasar tenaga kerja. (M Masud Adnan)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO