​Rencana Penghapusan UN Tahun 2021 Dapat Respon Positif di Pamekasan

​Rencana Penghapusan UN Tahun 2021 Dapat Respon Positif di Pamekasan Chandra Kirana saat bersama murid-muridnya.

"Belum lagi kalau ada siswa tidak memenuhi kriteria kelulusan, maka siswa akan tidak lulus. Ada yang ikut ujian perbaikan dan bahkan ada yang belajar lagi selama 1 tahun. Ini saya rasa sangat merugikan," sambung dia.

Bahkan kata Chandra, dalam pelaksanaan UN, semua bidang studi tidak diujikan, hanya beberapa bidang studi saja, padalah selama 3 tahun yang dipelajari oleh siswa-siswa semua mata pelajaran.

"Ujian nasional hanya menilai pengetahuan, sedang urusan efektif tidak tersentuh," ucapnya.

"Hal lainnya adalah masalah soal ujian. Siswa di daerah diuji dengan soal yang tarafnya nasional. Pembuat soalnya tim khusus yang terpusat, bukan guru pengajarnya. Ini suatu hal yang saya rasa kurang adil, karena tiap daerah kondisi SDMnya tidak sama," tutur Chandra Kirana yang juga pemerhati batik pamekasan.

Tidak hanya itu, Chandra menilai, tidak adil jika Ujian Nasional menjadi standar kelulusan siswa dengan variasi angka yang berbeda dalam beberapa tahun. Sebab, siswa dituntut harus puas dengan angka 5.50, bahkan ada yang meraih angka 4 dengan prinsip yang penting lulus.

"Sungguh tidak sedap dipandang mata saat melihat nilai ujian tak satupun ada angka 8 nya dan akan dijadikan berkas seumur hidup, bahkan mungkin akan jadi warisan bagi anak cucunya," ujarnya.

Chandra juga mengeluhkan, ketika UN sudah berlangsung malah guru yang menjaga bukan gurunya sendiri.

Sekalipun tujuannya untuk menghindari kecurangan dalam mengerjakan soal, tapi kata Chandra itu akan berpengaruh kepada psikologis siswa yang cenderung akan takut serta tegang dalam mengerjakan soal UN.

"Yang lebih parah lagi saat ujian dijaga pihak lain bahkan polisi karena soal ujian adalah rahasia negara. Saya rasa ini membuat siswa kurang nyaman dan terkesan menakutkan," keluhnya.

"Terus terang guru juga sangat khawatir, takut siswanya memperoleh nilai yang jauh dari harapan, bahkan banyak yang tidak lulus. Ini akan berdampak terhadap nama baik sekolah, kalau banyak yang tidak lulus bisa berakibat kepada menurunnya minat masyarakat untuk memasukan anaknya kesekolah tersebut," pungkasnya. (yen/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO