Tingkatkan Mutu Pendidikan, FE Unusida Jalin Kerja Sama Dengan Enam SMA di Sidoarjo

Tingkatkan Mutu Pendidikan, FE Unusida Jalin Kerja Sama Dengan Enam SMA di Sidoarjo TEKEN MOU: Para kepala SMA saat penandatanganan kerja sama dengan FE Unusida, Selasa (8/10). foto: ist

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tinggi dan pendidikan sekolah menengah atas (SMA), Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (FE Unusida) menjalin kerja sama dengan 6 SMA di Sidoarjo.

Keenam SMA itu, yakni SMA Islam Alamin Sukodono, SMA Islam Sidoarjo, SMA Islam Assakinah Sidoarjo, SMA Jati Agung Taman, SMA Nurul Huda Porong, dan SMA Mutiara Bunda Sidoarjo.

Dekan FE Unusida Zulifah Chikmawati berharap kerja sama itu menghasilkan sesuatu yang positif bagi kedua belah pihak. Kampus diuntungkan dengan bertambahnya jumlah mahasiswa dari sekolah tersebut.

Sedangkan sekolah mendapatkan binaan dari kampus untuk peningkatan kualitas pendidikan.

"Dari kerja sama ini dosen bisa melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat di sekolah. Sekolah pun bisa memanfaatkan beasiswa pendidikan tinggi di Unusida," cetus Zulifah di Balai Diklat LP. Maarif NU Sidoarjo, Selasa (8/10).

Ia pun berencana untuk menambah jalin kerja sama lagi dengan sekolah-sekolah lain pada tahun ini. Pasalnya, target FE Unusida, membantu pemerataan kualitas pendidikan bagi lembaga pendidikan sekolah dan anak-anak.

Dalam kerja sama awal itu juga disampaikan kiat-kiat peningkatan layanan pendidikan di sekolah oleh Rektor Unusida, Fatkul Anam.

Fatkul memberikan materi tentang peningkatan kualitas guru di era milenial dan sistem informasi tanpa batas. Dia memotivasi beberapa sekolah itu yang di antaranya ada sekolah baru.

"Meskipun sekolah baru, jangan minder. Karena Unusida juga kampus baru di Sidoarjo," tegas Fatkul Anam.

Meski baru, kata Fatkul, saat ini Unusida sudah menjadi salah satu kampus percontohan di NU. Ada ratusan kampus NU di Indonesia, dan Unusida menduduki peringkat 8 dalam pelayanan pendidikan.

Tidak hanya FE, lanjut rektor, setiap fakultas akan dia intruksikan untuk membantu sekolah-sekolah jika dibutuhkan. Namun, sesuai dengan kompetensi jurusan.

Tak hanya sekolah, pengabdian kampus juga berlaku untuk pendidikan tinggi santri-santri pondok pesantren. Alasannya, santri milenial harus memiliki kemampuan selain ilmu agama.

Fatkul juga menyampaikan bahwa perkembangan teknologi juga berpengaruh pada perilaku guru dan anak. Zaman dulu semua ilmu berpusat pada guru.

Sekarang tak menutup kemungkinan anak lebih pintar dari guru jika guru tidak kreatif. Hal itulah, kata Fatkul, yang mewajibkan guru terus memperbarui keilmuannya, terutama membuat inovasi dan kreasi serta memanfaatkan teknologi secara tepat. (sta/ian)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO