​Blue Fire Kawah Ijen dan Oksigen Giliyang, Pariwisata Langka Berprospek Mondial

​Blue Fire Kawah Ijen dan Oksigen Giliyang, Pariwisata Langka Berprospek Mondial Em Mas'ud Adnan. Foto: bangsaonline.com

Apalagi sarana ibadah. Air wudlu susah. Musalla kotor. Padahal para wisatawan, terutama domestik, butuh sarana salat mengingat kawah ijen adalah wisata malam.

Begitu juga wisata Pulau Giliyang. Sarana transportasi menuju Pulau Giliyang tak memadai. Yang tersedia hanya perahu yang disewakan oleh warga setempat. Padahal perjalanan laut dari Dungkek ke Pulang Giliyang memakan waktu sekitar 45 menit hingga satu jam. Belum lagi ombak laut yang kadang besar. Banyak para wisatawan waswas, terutama yang belum pernah naik perahu.

Idealnya, transportasi laut untuk pariwisata antar pulau adalah kapal feri. Atau paling tidak, speed boat. Dengan demikian, wisatawan, baik di perjalanan maupun ketika tiba di tempat tujuan, selalu senang.

Diakui atau tidak, terbengkalainya infrastruktur pariwisata langka itu terkait erat dengan terbatasnya wawasan para kepala daerah dalam bidang kepariwisataan. Mereka belum bisa melihat pariwisata sebagai salah satu sektor ekonomi potensial.

Karena itu, perlu perundang-undangan lebih ketat dan mengikat yang mewajibkan kepala daerah memiliki wawasan pariwisata konprehensif bahkan mondial. Dengan demikian, selama lima tahun menjabat mereka punya legacy konkret yang bisa ditorehkan dalam bidang kepariwisataan.

Selain itu pemerintah provinsi - dalam hal ini Jawa Timur - perlu memiliki kebijakan prioritas pengembangan wisata alam yang masuk kategori langka dan istimewa. Paling tidak, blue fire dan oksigen Giliyang harus diperjuangkan masuk kedalam destinasi wisata prioritas yang dicanangkan pemerintah pusat. Dari program “10 Bali Baru” yang pernah dicanangkan pemerintah pusat hanya Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur yang masuk. Padahal Jawa Timur banyak memiliki distinasi pariwisata tak kalah indah dengan Bali, termasuk pantainya.

Maka sambil membenahi infrastruktur bersama kepala pemerintah daerah kabupaten dan kota masing-masing, pemerintah provinsi Jawa Timur perlu merancang provinsi ini sebagai tujuan utama wisatawan global, bukan wisata transit seperti selama ini yang hampir semua para wisatawan mancanegara bermuara ke Bali. 

Maka Provinsi Jawa Timur perlu membranding wisata alam secara khas sesuai karakteristik Jawa Timur. Salah satu alternatifnya adalah wisata religius untuk memancing wisatawan Timur Tengah. Dengan demikian wisata Jawa Timur memiliki brand khusus, namun tetap dengan ikon dua wisata alam: blue fire dan oksigen Giliyang yang khas dan menyehatkan. Ini sesuai dengan teori marketing modern yang menyaratkan difirensiasi produk secara spesifik dan khas.

Ikon blue fire dan oksigen Giliyang ini penting bukan saja karena khas tapi juga langka sehingga berprospek mondial atau internasional mengingat di bumi lain sulit ditemukan. Nah, dari sinilah potensi ekonomi tinggi bisa diharapkan. 

Demikianlah, anugerah Tuhan tersebut harus kita syukuri dengan cara mengembangkan potensi alam itu sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, sehingga bermanfaat dan barakah bagi bangsa dan dunia.

*Em Mas'ud Adnan adalah Pemimpin Umum BANGSAONLINE.COM dan HARIAN BANGSA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mandi di Air Terjun Sedudo Nganjuk, Bisa Bikin Awet Muda?':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO