SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Menghadapi era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan perubahan di segala aspek terutama yang berkaitan dengan teknologi, para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jatim dituntut terus berpacu dan berbenah. Tidak hanya itu, mereka juga harus mampu merubah mindset dan terus berinovasi terutama dalam hal pelayanan publik kepada masyarakat. Apalagi, di era saat ini masyarakat semakin terbuka dan menuntut pelayanan publik yang cepat, efektif, dan transparan.
Hal tersebut disampaikan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXV Pemprov Jatim Tahun 2019 di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jatim, Jalan Balongsari Tama Surabaya, Senin (26/8).
BACA JUGA:
- Pesan Pj Gubernur Jatim saat Terima Penghargaan dari Mendagri di Hari Otoda 2024
- Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur Penerima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha
- Raih SPM Awards 2024, Adhy Karyono: Jadi Motivasi dan Cambuk bagi Pemprov Jatim
- Hadiri Rakornas PB 2024, Adhy Karyono: Indeks Risiko Bencana di Jawa Timur Terus Turun
Menurutnya, di era saat ini, pelayanan publik dituntut berbasis digital sehingga mampu efektif dan efisien. Kemudian, konektivitas antar daerah maupun antar negara mendorong lahirnya banyak peluang. Hal inilah yang harus diantisipasi oleh para ASN, terlebih era saat ini daya saing menjadi salah satu parameter penting. Semakin tinggi daya saing suatu daerah maka kesejahteraannya pun semakin meningkat.
“Kalau ASN hanya pasif dan tidak berperan aktif maka kita bisa kalah dalam persaingan, jadi kita harus terus berinovasi,” kata Heru, sapaan lekatnya.
Ditambahkannya, perubahan ini juga akan dilakukan BPSDM Provinsi Jatim. Tidak hanya soal fasilitas saja, tapi sistem pembelajaran pun harus terus berbenah. Dalam segi fasilitas, Heru mengatakan BPSDM akan terus membenahi seperti membangun kamar yang lebih nyaman, bersih, serta fasilitas tambahan seperti olahraga serta fasilitas cek kesehatan.
“Semua ini dilakukan agar peserta lebih nyaman dan betah, tidak merasa seperti diklat yang kaku dan membosankan,” jelasnya.
Kemudian dalam sistem pembelajaran, lanjutnya, modifikasi juga terus dilakukan. Ia berharap baik peserta maupun widyaiswara terus memperluas pengetahuan dan bisa menangkap kondisi atau isu-isu yang sedang berkembang saat ini. Informasi tersebut bisa didapat dari mana saja.