Politik Uang di Pilkades Gresik Sulit Dihindari, Cakades Berani Beri Rp 300 Ribu/Pemilih

Politik Uang di Pilkades Gresik Sulit Dihindari, Cakades Berani Beri Rp 300 Ribu/Pemilih  Suasana simulasi pilkades serentak di halaman kantor Pemkab Gresik beberapa waktu lalu. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

Senada dikatakan tim sukses cakades di wilayah Kecamatan Kedamean. Menurut ia, cakades yang diperjuangkannya terbilang lebih eskstrim dibandingkan cakades di wilayah Benjeng. Sebab, ia mengaku cakadesnya telah menyiapkan uang antara Rp 5-6 miliar untuk meraih kemenangan.

"Cakades saya siap memberikan uang hingga Rp 1 juta per pemilih untuk memenangkan Pilkades. Saat ini kami terus bergerilya ke rumah warga untuk mencari simpati dan dukungan. Kita bagi-bagi sembako dan ngopi gratis," akui dia.

Di sisi lain, Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Gresik Nurul Yatim mengaku prihatin mendengar hal ini. Meski, ia juga tak yakin ada cakades yang akan memberikan uang Rp. 1 juta per pemilh. Namun, ia tak menampik kalau politik uang memang marak dilakukan oleh oknum cakades untuk memenangkan pemilihan.

"Iya saya akui itu benar. Makanya, kami telah lakukan rapat kerja dengan DPRD untuk mencegah praktik ini. Langkah ini kami tempuh agar Pilakdes serentak ini bermartabat, berkualitas, dan benar-benar menghasilkan pemimpin tingkat desa yang mumpuni," jelas dia.

Sementara Wakil Ketua DPRD Gresik Nur Qolib menyatakan, bahwa dewan telah memformulasikan larangan politik uang di Pilkades Serentak bersama APH.

"Bagi Cakades yang terbukti melakukan money politics bisa didiskualifikasi dari pencalonan. Dan, bagi pemilih yang menerima money politic bisa dipidanakan. Saat ini, imbauan larangan politik uang itu tengah disosialisasikan ke desa-desa. Diharapkan, meski tidak bisa memberantas tuntas, mininal bisa meminimalisasi terjadinya politik uang," kata dia. (hud/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO