BPNT di Jombang Tak Kunjung Dibagikan, Telur yang Dipasok Supplier Membusuk

BPNT di Jombang Tak Kunjung Dibagikan, Telur yang Dipasok Supplier Membusuk Telur yang dipasok supplier ke e-Warong milik Ngatini sudah membusuk. foto: RONY S/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Bantuan Pangan Non Tunai () di Jombang tak kunjung juga dibagikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Pasalnya, hingga kini baru telur yang dipasok ke e-Warong selaku agen penyalur. Sedangkan beras yang menjadi paket belum juga dipasok.

Hal ini membuat telur yang terlanjur dipasok ke e-Warong muspro karena tak bisa dibagikan tanpa beras. Akibatnya, telur yang sudah dipasok sejak seminggu lalu itu membusuk dan dikerubuti belatung. Sampai saat ini belum jelas pihak mana yang akan menanggung kerusakan telur-telur tersebut.

Banyaknya telur yang busuk salah satunya diterima Ngatini (56), pengelola e-Warong di Dusun Mojounggul, Desa/Kecamatan Bareng. Setelah dia pilah, telur-telur yang dikirim supplier pada Senin (19/11) banyak yang pecah. Bahkan tak sedikit yang membusuk dan dikerubuti belatung.

"Saat pengemasan ulang, yang busuk dan pecah mencapai 20 kilogram. Yang busuk terpaksa saya buang," kata Ngatini kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (24/11/2018).

Telur-telur tersebut menjadi bagian dari yang akan disalurkan ke 612 penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Selain telur, setiap penerima PKH juga mendapatkan 7 Kg beras.

Sementara puluhan kilogram telur yang rusak, lanjut Ngatini, sampai saat ini belum jelas siapa yang akan menanggung kerugiannya. Sebagai pengelola e-Warong, dia menolak menanggung kerugian tersebut. "Dengan penyuplai belum ada perjanjian soal siapa yang akan menanggung kerusakan," ungkapnya.

Telur-telur tersebut, kata Ngatini, seharusnya dibagikan bersamaan dengan beras. Namun, sampai hari ini beras dari penyuplai tak kunjung jelas kapan datangnya. Ngatini pun terpaksa lebih dulu membagikan telur ke para penerima PKH. Jika tidak, telur yang busuk akan semakin bertambah.

"Kalau tak segera dibagikan, akan banyak yang busuk. Soal beras belum ada jawaban dari suplier," terangnya.

Terlambatnya pengiriman beras dikeluhkan para penerima di e-Warong Ngatini. Salah satunya Sarinem, warga Tegalrejo, Bareng. Dia terpaksa harus mondar-mandir ke tempat Ngatini untuk mengambil beras yang belum jelas kapan tibanya. "Merepotkan juga. Karena jaraknya dari rumah saya sekitar 3 kilometer," tandasnya. (ony/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO